LOMBOK, KABAR.ID- Sejumlah desa di Lombok menjadi prioritas
pendampingan tim Skala bersama CSR Sampoerna Untuk Indonesia dalam
menjalankan program Lombok Build Back Better.
Program ini sengaja dirancang sebagai bagian upaya partisipasi dalam
masa recovery Lombok pasca gempa 6,4 SR Lombok pada 29 Juli 2018 dan
gempa susulan 7 SR pada 5 Agustus 2018.
Sampoerna Untuk Indonesia dan Yayasan Skala Indonesia membangun
fasilitas sosial dan fasilitas umum yang tersebar di beberapa daerah
dampingan seperti Desa Sandik di Lombok Barat, Desa Selengan di Lombok
Utara, Desa Obel-Obel dan Desa Sembalun Bumbung di Lombok Timur.
Pemilihan
desa-desa dampingan didasari dengan daerah yang memiliki potensi
longsor yang tinggi, khususnya longsor yang diakibatkan oleh gempa yang
telah terjadi di Lombok. Seperti contoh di Desa Sandik sendiri terdapat
titik-titik longsor di 16 Dusun.
Di
Desa Selengan sendiri memiliki potensi longsor, gempa, kekeringan
karena sesar Lombok terdapat di Desa ini. “Setelah gempa air
menghilang, muncul lumpur di hampir setiap rumah.” Kenang salah seorang
warga Desa Selengan dalam satu kesempatan pertemuan dengan tim Skala.
Untuk di Desa Obel-Obel, topografi yang bersebelahan dengan bukit
batu menyebabkan potensi longsor dengan material batu yang langsung
menghadap ke rumah-rumah warga.
“Ada pemukiman baru, yaitu rumah-rumah yang pindah ke tempat lebih
aman. Di sini kita membuat tower air untuk kebetuhan warga, toilet umum
yang tersebar di dua titik dan Berugak untuk pertemuan maupun posyandu.”
Jelas LO Desa Obel-Obel Mulyono.
Fasilitas sosial dan fasilitas umum ini sendiri terdiri dari berugak,
mushola, toilet umum dan fasilitas sanitasi lainnya sesuai dengan
kondisi daerah masing-masing. Fasilitas umum dan fasilitas sosial ini
bisa dipergunakan masyarakat sebagai sarana pertemuan, posyandu dan juga
pemamfaatan sanitasi dan air bersih. (Santi/Wan)