JAKARTA, KABAR.ID- Wakil presiden Asosiasi Game Indonesia (AGI), Adam Ardisasmita,
mengatakan pengembangan talenta menjadi kunci untuk memajukan ekosistem
gim lokal di Indonesia.
“Kita perlu meningkatkan talent, ini kita perlu bekerjasama
salah satunya dengan universitas, bagaimana caranya supaya di
kampus-kampus punya jurusan untuk mendukung industri game, karena
industri game multidisiplin,” ujar Adam ditemui usai pengumuman
kompetisi “Jawara Game Indonesia” di Jakarta, Rabu.
Talenta, menurut Adam, menjadi “pekerjaan rumah” yang harus
diselesaikan bersama, tidak hanya oleh instansi pendidikan, tetapi juga
pemerintah, asosiasi, termasuk media, untuk memajukan pengambang gim
lokal agar dapat bersaing dengan gim asing.
Selain talenta, dukungan terhadap studio games juga perlu
ditingkatkan. Setelah membuat gim, para pengembang gim juga perlu
dibantu dalam hal pemasaran. Salah satu caranya adalah dengan membuat
konferensi gim.
AGI telah menggelar acara tahunan Indonesia Game Developer Exchange
yang merupakan wadah
bagi pengembang gim lokal untuk “naik kelas” dan
bersaing dengan gim luar.
Selanjutnya, yang harus dilakukan dalam mengembangkan ekosistem gim
lokal, adalah investasi. Pada 2017, menurut Adam, investasi pada gim
hanya 2 juta dolar AS.
“Kita berupaya advokasi kepada para investor yang invest ke film, musik, bahwa gim juga punya potensi,” kata Adam seperti dikutip Kabar.id dari Antara.
Sebagai contoh, Adam mengatakan pendapatan yang diraih gim “Grand
Theft Auto V” melampaui pendapatan film besutan sutradara James Cameron
“Avatar.” Hal ini menjadikan gim tersebut produk hiburan yang meraup
untung paling besar sepanjang sejarah.
Saat ini, AGI mencata terdapat 135 pengembang gim di Tanah Air, dan hanya 15 di antaranya yang telah berbadan hukum.
“Yang 15 ini perlu kita bantu supaya tumbuh jadi besar, yang di bawah
15 ini kita perlu bantu supaya bisa bikin bisnis yang benar.
Talenta-talenta baru juga harus kita trigger bahwa ada karir game developer untuk bagaimana nanti bisa mempersiapkan diri,” ujar Adam.
“Oleh karena itu, salah satu caranya adalah kita perlu kerjasama
bareng-bareng semua elemen di Indonesia untuk bagaimana caranya kita
jaga dari sisi regulasi, gimana caranya mereka mudah belajar, gimana
cara kita temukan dengan potensi bisnis,” tambah dia. (Ant/KB)