Beranda Terkini Akibat Kebakaran Hutan, Kualitas Udara Riau Memburuk

Akibat Kebakaran Hutan, Kualitas Udara Riau Memburuk

1
0

PEKANBARU, KABAR.ID- Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi
di wilayah Provinsi Riau membuat kualitas udara di Riau dan sekitarnya
memburuk. Kualitas udara dengan kategori sedang hingga sangat tidak
sehat terpantau di beberapa titik.

Terkait dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla), rekapitulasi
Data P3E Sumatera KLHK dan Dinas LHK Provinsi Riau pada pukul 07.00 –
15.00 WIB (14/9) mencatat indeks standar pencemar udara (ISPU) tertinggi
di wilayah Pekanbaru 269, Dumai 170, Rohan Hilir 141, Siak 125,
Bengkalis 121, dan Kampar 113. Angka tersebut mengindikasikan kondisi
kualitas udara tidak sehat atau penunjuk angka 101 – 199. Sehari
sebelumnya (13/9), kualitas udara di wilayah Riau pada kondisi sangat
tidak sehat hingga berbahaya.

Data juga menunjukkan kualitas udara di provinsi lain, seperti Jambi
(123), Kepulauan Riau (89), Sumatera Selatan (51), Sumatera Barat (46)
dan Aceh (14).

Kualitas udara yang diukur dengan ISPU memiliki kategori baik (0 –
50), sedang (51 – 100), tidak sehat (101 – 199), sangat tidak sehat (200
– 299), dan berbahaya (lebih dari 300).

Mendukung operasi pemadaman karhutla, Badan Nasional Penanggulangan
Bencana bersama kementerian/lembaga, TNI dan Polri menggerahkan personel
untuk penanganan di beberapa provinsi. Tujuh helikopter untuk
pengemboman air dan patroli dikerahkan untuk wilayah Provinsi Riau.

Terhitung dari 19 Februari 2019 hingga 31 Oktober lalu, lebih dari
124 juta liter air digelontorkan untuk pengemboman air dan lebih dari
159 garam untuk operasi hujan buatan atau teknologi modifikasi cuaca
(TMC).

Luas lahan terbakar akibat karhutla di wilayah Riau menurut catatan
BNPB yaitu seluas 49.266 hektar. Sejumlah luas lahan terbakar lahan
gambut seluas 40.553 ha dan mineral 8.713 ha. Karhutla yang masih terus
berlangsung ini mengakibatkan dampak yang luas selain kerusakan
lingkungan dan kesehatan, juga aktivitas kehidupan warga masyarakat.

BNPB mengimbau agar pemerintah daerah tidak hanya bermain dengan
kata-kata saja, tetapi harus bertindak secara nyata. Hal ini diungkapkan
mengingat sebelumnya Kepala BNPB Doni Monardo mendengar slogan ‘Riau
Tanpa Asap.’ Namun, ini bertolak belakang dengan kondisi yang dihadapi
Riau saat ini.

“Saya tidak ingin hanya slogan-slogan. Dulu saya senang dengan
pernyataan Riau Tanpa Asap. Tapi apa, hari ini Riau penuh asap,” ujar
Doni dalam rapat koordinasi penanganan karthula yang berlangsung di Riau
pada akhir pekan kemarin (Marwan Azis)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini