JAKARTA, KABAR.ID- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama mengakui harga tiket
pesawat memang masih mahal. Sehingga memengaruhi tren penerbangan untuk
wisatawan. Bahkan, banyak wisatawan yang mengeluh karena tingginya harga
tiket pesawat tersebut.
“Ya memang kenyataannya begitu, wajar
aja kalau wisatawan mengeluh, karena memang cukup mahal dan kami akan
berusaha terus untuk menekan harga tiket, mencari jalan,” katanya di
kantor Kemaritiman dan Investasi, Senin (23/12/2019).
Karena
harga tiket pesawat yang tinggi, Wishnutama menyebut sering berdiskusi
dengan Menteri Perhubungan Budhi Karya Sumadi untuk membenahinya. Meski
dia mengakui memang tidak mudah. “Karena kan concern juga saya sebagai Menteri Pariwisata concern di harga tiket, Pak Menhub juga concern, tapi banyak faktor-faktor lah,” sebut Wishnutama seperti dikutip dari CBNC Indonesia.
Penyelesaian dalam persoalan tingginya tiket pesawat memang
butuh dukungan beragam stakeholder. Yang utama tentu dengan
maskapai-maskapai terkait. “Saya mesti diskusi dengan menteri BUMN,
Garuda sama harga avtur, terus sama banyak hal lah dengan menteri
perhubungan juga,” sebutnya.
Persoalan tingginya harga tiket
pesawat juga juga berdampak pada sektor penginapan. Ketua Asosiasi
Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani pun mengakuinya. Dia
mengatakan tren sudah terlihat dari menurunnya angka okupansi hotel di
Indonesia.
“Tahun lalu 54-55%, sekarang 52-53%,” katanya di Jakarta, selasa (10/12/2019).
Apalagi
jika melihat karakteristik wisatawan mancanegara yang lebih memilih
untuk pergi lama dalam satu waktu periode. Harga tiket pesawat menjadi
pertimbangan yang kuat untuk memilih destinasi. Bukan tidak mungkin
tingginya harga tiket pesawat membuat wisatawan mancanegara berpikir dua
kali sebelum berlibur ke Indonesia.
“Indonesia kan luas, mereka
(utama wisatawan asing) mau kunjungi beberapa tempat. Dari Eropa itu
multi destinasi, nggak satu tempat Bali aja. Kalo tiket mahal kan itu
jadi perhitungan juga,” kata Hariyadi. (CNBC/KBI)
Tinggalkan Balasan