Pemilu Amerika Serikat . Foto : AP Photo/Rick Bowmer |
NEW YORK, KABAR.ID- Di tengah hujan yang terus
mengguyur, para warga New York memberikan suara mereka pada Selasa
(6/11) dalam pemilihan menentukan yang pertama sejak 2016 di seluruh
negeri.
Semangat untuk mendatangani tempat pemungutan suara (TPS)
seperti itu jarang terlihat dalam penyelenggaraan pemilu paruh waktu
tahun-tahun sebelumnya.
Dengan memegang payung atau menembus
hujan begitu saja, beberapa di antaranya bahkan menggunakan kursi roda,
para warga terus mengalir memasuki Sekolah Umum (PS) 154, yang berada di
Harlem, Manhattan bagian utara.
PS 154 adalah salah satu dari 1.200 tempat pemungutan suara yang disediakan di seluruh negeri.
“Kali
ini banyak sekali warga yang datang (ke TPS, red),” kata Komisioner
Pemilihan Dewan Kota New York Frederic M. Umane, ketika datang memantau
pada pukul 10.00 waktu setempat, empat jam setelah pemungutan suara
resmi dibuka.
“(Keadaan) ini hampir sama dengan apa yang biasa kita lihat saat pemilihan presiden,” katanya.
Umane berharap para warga yang menunggu dalam antrean panjang di berbagai lokasi mau bersabar untuk menjalani proses tersebut.
“Kalau
saya tidak memasukkan pilihan saya, nanti saya tidak punya suara di
masa depan untuk anak-anak saya, anak-anak Anda dan anak-anak semua
orang,” kata Barbara White, mantan petugas medis berusia 74 tahun. “Kita
semua harus melakukannya agar dunia menjadi lebih baik.” Para pemilih
di seluruh 50 negara bagian Amerika Serikat menjalankan hak mereka pada
Selasa pada pemilihan paruh waktu 2018.
Pemilu tersebut akan
berdampak besar pada politik AS untuk dua tahun ke depan. Pemilihan pada
Selasa akan menentukan partai mana yang akan mengendalikan Senat serta
Dewan Perwakilan Rakyat AS, juga menentukan para tokoh yang akan menjadi
pejabat di tingkat negara bagian dan kota.
Kate Shein, 30,
menyebut dirinya sebagai pemilih independen. Ia memberikan suara bagi
siapa pun yang bisa lebih baik melindungi hak-hak sipil dan kesehatan
reproduksi perempuan. Aspek-aspek itu adalah dua masalah paling penting
baginya.
Joanna Dawe, pengawas pemilihan distrik pada Central
Family Life Center, yaitu TPS di Staten Island Kota New York, mengatakan
kepada Xinhua bahwa pada pemilihan kali ini lebih banyak warga yang
datang dibandingkan pemilu paruh waktu empat tahun lalu.
Aliran
kedatangan warga di TPS biasanya mencapai puncaknya setelah jam kerja,
dari pukul 18.00 hingga 21.00, menurut petugas pemilihan berpengalaman.
Ketika
ditemui diluar TPS tersebut, seorang warga bernama Frederick Maley, 65,
memegang sebuah poster bertuliskan nama-nama kandidat dan mengimbau
para pemilih untuk memberikan suara mereka.
“Saya memberikan suara setiap pemilihan. Itu hak istimewa,” katanya.
Ia
menambahkan bahwa jaminan sosial, bantuan medis dan layanan kesehatan
bagi masyarakat Amerika kalangan menengah dan pekerja menjadi
kekhawatiran utama yang membuatnya menentukan siapa yang ia pilih.
Pendapat
Maley itu sama dengan yang dipikirkan Fiona Lin, seorang guru Bahasa
Inggris berusia 46 tahun. Fiona mengatakan penting untuk memastikan
bahwa anak-anak, orang dewasa dan manula, serta khususnya kaum
pendatang, bisa mendapatkan layanan kesehatan yang bagus.
Warga
bernama Paul Allen, 74, mengatakan ia selalu mengikuti pemungutan suara.
“Bahkan ketika dulu suatu waktu saya sedang berada di rumah sakit.” Ia
datang ke TPS dengan harapan ada penanganan yang lebih baik atas masalah
imigrasi.
Allen, yang dulu bekerja sebagai pengantar surat, mengaku di Amerika 40 tahun lalu dengan “menggunakan perahu”.
Semangat
para pemilih pada pemilu paruh waktu kali ini terlihat tinggi di
seluruh negeri. Para warga yang memiliki hak pilih berdatangan ke
TPS-TPS di berbagai wilayah Amerika Serikat pada Selasa.
Menurut
jajak pendapat baru-baru ini yang diselenggarkan oleh TargetSmart,
penyedia data arsip pemilih AS, lebih dari 35 juta suara sudah terkumpul
pada jam-jam awal pemungutan suara. Jumlah itu merupakan rekor untuk
pemilihan paruh waktu.(Xinhua/OANA/Ant)
Tinggalkan Balasan