JAKARTA, KABAR.ID- Bertepatan dengan perayaan Hari Bumi di tengah pandemi Covid-19,
WWF-Indonesia bersama Indonesia Business Council for Sustainable
Development (IBCSD) dengan dukungan lembaga riset Accenture Indonesia
meluncurkan “Panduan Pengadaan Berkelanjutan” yang ditujukan bagi
perusahaan yang bergerak di industri ritel, perhotelan, dan restoran.
Inisiatif bersama ini merupakan bagian dari program ‘Green Lifestyle’
yang diinisiasi IBCSD sejak 2017 untuk mendorong perubahan nilai-nilai
masyarakat, institusi dan cara hidup yang mendukung konsumsi dan
produksi berkelanjutan, dan upaya WWF-Indonesia mengadvokasi
implementasi praktik bisnis yang mengedepankan prinsip-prinsip
keberlanjutan.
Panduan Pengadaan Berkelanjutan mencakup lima fokus pengadaan komoditas,
yaitu kelapa sawit, kayu dan kertas, seafood, plastik dan energi serta
terdiri dari tiga bagian yaitu mengenai konsep keberlanjutan dan
keuntungannya; langkah-langkah yang perlu dilalui perusahaan untuk
mewujudkan pengadaan berkelanjutan; dan penilaian mandiri untuk mengukur
kesiapan perusahaan menerapkan pengadaan berkelanjutan. Sebagai awal,
PT Hero Supermarket Tbk, PT Wahana Citra Nabati, PT L’Oreal Indonesia,
PT Tetra Pak Indonesia, PT Graha Bumi Hijau (Tessa), PT Narendra Lentera
Adisakti (Alila Hotel Solo), PT Faber-Castell International Indonesia,
PT Foods and Beverages Indonesia (Chatime), dan PT Lion Super Indo,
telah menyatakan komitmen untuk mendukung implementasi panduan ini,
Direktur Kebijakan dan Advokasi WWF-Indonesia, Aditya Bayunanda
mengungkapkan, Sektor swasta memiliki peranan sangat penting dalam
mendukung upaya Indonesia menyelamatkan lingkungannya. Salah satu cara
terpenting adalah dengan memastikan rantai pasoknya telah memenuhi
prinsip-prinsip keberlanjutan lingkungan. Panduan ini dirumuskan
bersama-sama untuk membantu upaya tersebut dengan informasi
langkah-langkah praktikal menuju bisnis yang berkelanjutan.
Panduan ini diluncurkan di tengah pandemi Covid-19 yang diduga, salah
satunya, berawal dari zoonosis, yaitu penularan virus dari satwa liar ke
manusia. Zoonosis bisa terjadi secara langsung akibat aktivitas
penjualan dan konsumsi daging satwa liar, dan secara tidak langsung dari
aktivitas produksi dan konsumsi komoditas yang mengabaikan dampak
lingkungan sehingga menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif untuk
mutasi dan penyebaran virus.
“Pandemi Covid-19 menghantam perekonomian global. Hal ini menjadi
pelajaran yang teramat mahal dan perlu menjadi momen perubahan bagi
bisnis untuk mengubah praktik usahanya yang tidak hanya memberikan
keuntungan finansial, melainkan juga bisa menjaga lingkungan dan
menguatkan kehidupan sosial masyarakat. Jika hal ini bisa dilakukan,
bisnis pun akan memiliki ketangguhan untuk menghadapi berbagai
tantangan, termasuk bencana pandemi”, ujar Shinta W. Kamdani, President
of IBCSD dalam rilisnya yang diterima Kabar.id (23/4).
Yuvlinda Susanta, Head of Corporate Affairs & Sustainability PT Lion
Super Indo menjelaskan, PT. Lion Super Indo memiliki komitmen dalam
pengadaan produk-produk di semua gerai secara berkelanjutan. Panduan
Pengadaan Berkelanjutan ini bisa memperkuat inisiatif perusahaan untuk
bergerak menjadi bisnis yang berkelanjutan, karena panduan tersebut
memberikan arahan yang jelas atas langkah-langkah yang harus ditempuh
untuk bisa memenuhi prinsip-prinsip keberlanjutan.(Wan)