Beranda Kesehatan Penelitian Transmisi Melalui Udara Virus Corona Masih Terus Dikaji

Penelitian Transmisi Melalui Udara Virus Corona Masih Terus Dikaji

1
0

JAKARTA, KABAR.ID – Pemahaman para ahli terhadap
karakter virus Corona terus berkembang. Hasil dari berbagai penelitian mereka
akan berpengaruh terhadap kebijakan pencegahan COVID-19 secara global.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Wiku Adisasmito
menyampaikan, pihaknya telah menanyakan secara langsung kepada Badan PBB untuk
Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia mengenai perkembangan penelitian virus
SARS-CoV-2. WHO Indonesia berkoordinasi aktif dengan para peneliti sejak April
lalu.
Salah satunya mengenai penelitian transmisi atau
penularan lewat udara. Hasil dari peneltian yang ada menunjukkan bahwa
transmisi udara belum terbukti secara pasti.
“WHO mendorong penelitian lebih lanjut di bidang
ini. Seiring dengan transmisi melalui udara, kami melihat banyak rute transmisi
lainnya, bekerja sama dengan para ahli dari berbagai bidang. WHO juga akan
meringkas apa yang mereka ketahui dalam ringkasan ilmiah tentang transmisi,
yang akan segera dirilis,” ujar Wiku saat memberikan keterangan pers, (10/7).
Lebih lanjut, Wiku menjelaskan bahwa transmisi
COVID-19 melalui udara mungkin dapat terjadi pada kondisi dan keadaan tertentu
dimana suatu tindakan yang menimbulkan partikel aerosol dilakukan, seperti
memasang dan melepas selang intubasi endotrakea, bronkoskopi, penyedotan cairan
dari saluran pernapasan, pemakaian nebulisasi, tindakan invasif dan non invasif
pada saluran pernapasan dan resusitasi jantung paru.
Sementara itu, publikasi baru-baru ini dari New
England Journal of Medicine telah mengevaluasi ketahanan virus penyebab
COVID-19. Dalam kajiannya,  aerosol
terkumpul melalui sebuah alat yang kemudian dimasukkan ke dalam tabung Goldberg
dalam lingkungan terkendali laboratorium. Alat tersebut merupakan mesin
berkekuatan tinggi dan tidak merefleksikan kondisi normal manusia saat batuk.
Penemuan pada kajian itu menunjukkan bahwa virus
COVID-19 yang mampu bertahan di udara hingga 3 jam ini tidak mencerminkan
kondisi klinis manusia di saat batuk. Kondisi tersebut terjadi pada saat
eksperimen dilakukan untuk melihat konsentrasi partikel yang melayang di
udara. 
Berdasarkan bukti-bukti tersebut, WHO terus
merekomendasikan pencegahan penularan yang disebabkan oleh droplet dari orang
yang terinfeksi COVID-19. Pada lingkungan dimana dilakukan prosedur yang
menghasilkan aerosol, WHO tetap merekomendasikan tindakan pencegahan
berdasarkan tingkat risikonya. (Wan)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini