sementara ribuan lainnya melarikan diri dari rumah mereka, ketika
kekerasan dan pelanggaran HAM meningkat di Suriah utara dan timur laut.
Dalam lima hari terakhir saja, sekurangnya 92 warga sipil tewas dalam
dua pertempuran terpisah. Kantor HAM PBB di Jenewa, Swiss, melaporkan
bahwa sebagian besar kematian terjadi di daerah timur laut Suriah yang
dikuasai Kurdi, yang diserang oleh militer Turki.
Laporan itu mengatakan 49 orang menjadi korban serangan udara,
serangan di darat dan pembunuhan di luar hukum. Serangan ini dilancarkan
oleh kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Turki dan
kelompok-kelompok bersenjata Kurdi.
Laporan tersebut juga mengatakan 31 warga sipil lainnya tewas akibat
bom pinggir jalan di daerah penduduk yang kemungkinan besar dipasang
oleh kelompok-kelompok yang menentang serangan militer Turki.
Rupert Colville, juru bicara komisaris tinggi HAM PBB seperti dikutip Kabar.id dari VOA mengatakan
penggunaan senjata ini secara semena-mena merupakan pelanggaran hukum
kemanusiaan internasional.
“Masalah lain yang menjadi perhatian di bagian timur laut negara ini,
berkaitan dengan orang-orang yang baru saja mengungsi selama serangan
militer yang kemudian menjadi sasaran penahanan sewenang-wenang, di
samping penghilangan paksa setelah kembali ke rumah mereka,” ujar
Colville.
Colville menambahkan bahwa pelanggaran terjadi baik di daerah-daerah
yang dikuasai pasukan Turki maupun kelompok-kelompok bersenjata Kurdi.
Jika Beralih ke bagian barat laut Suriah, Colville mengatakan, baru-baru
ini ada peningkatan serangan udara dan serangan darat di wilayah Idlib.
Ia juga mengatakan bahwa rumah sakit dan fasilitas kesehatan, kembali
diserang. Ia mengatakan, pekan lalu pemerintah Suriah dan pasukan
sekutu Rusia telah merusak empat fasilitas medis. Ia mengatakan kepada
Terkini.com tidak jelas apakah semua serangan itu disengaja.
“Tetapi besarnya skala serangan ini, 61 fasilitas terpisah, lebih
banyak serangan terhadap fasilitas itu, mengingat beberapa dihantam
tiga, empat kali, jelas menunjukkan pasukan yang berafiliasi dengan
pemerintah yang melakukan serangan-serangan ini, paling tidak sebagian
atau bahkan total, sengaja menyerang fasilitas kesehatan. Tentu,
serangan seperti itu bisa mengarah pada kejahatan perang,” tukasnya.
Selanjutnya, Colville mengatakan semua pihak yang berperang harus
memastikan rumah sakit, layanan dan staf medis dihormati dan dilindungi
dalam segala situasi. Ia menambahkan pihak-pihak yang terlibat konflik
wajib mematuhi hukum internasional untuk melindungi warga sipil. (my/jm/voa/kb)