GAZA, KABAR.ID– Komite Dukungan terhadap Jurnalis (JSC) pada hari Rabu (27/11/2019) mengatakan bahwa Google dan Facebook menghapus sekitar 14.000 postingan, yang diposting oleh warga Palestina, di bawah tekanan Israel.
Komite
tersebut menyatakan dalam sebuah pernyataan pers bahwa menurut
statistik Pusat Hukum untuk Hak-Hak Minoritas Arab (Adalah), permintaan
yang dikirim oleh unit “Cyber” Israel ke perusahaan-perusahaan raksasa
untuk menghapus postingan warga Palestina meningkat pada tahun 2018
sebesar 600%. Jumlah permintaan pada 2018 adalah lebih dari 14.000 dan
kedua perusahaan mengindahkan permintaan tersebut.
tersebut menyatakan dalam sebuah pernyataan pers bahwa menurut
statistik Pusat Hukum untuk Hak-Hak Minoritas Arab (Adalah), permintaan
yang dikirim oleh unit “Cyber” Israel ke perusahaan-perusahaan raksasa
untuk menghapus postingan warga Palestina meningkat pada tahun 2018
sebesar 600%. Jumlah permintaan pada 2018 adalah lebih dari 14.000 dan
kedua perusahaan mengindahkan permintaan tersebut.
Sebanyak “90% dari konten, yang diminta dihapus oleh unit (cyber Israel), sepenuhnya atau sebagian dihapus”, kata komite itu seperti dikutip Kabar.id dari Suarapalestina.com.
Komite
juga sangat mengutuk kepatuhan penyedia layanan internet terhadap
tekanan Israel. Pihaknya menjelaskan bahwa konten Palestina di internet
sedang ditargetkan, sementara halaman dan akun Israel dilepaskan untuk
menyebarkan kebencian, rasisme, dan hasutan untuk membunuh warga
Palestina dan Arab.
juga sangat mengutuk kepatuhan penyedia layanan internet terhadap
tekanan Israel. Pihaknya menjelaskan bahwa konten Palestina di internet
sedang ditargetkan, sementara halaman dan akun Israel dilepaskan untuk
menyebarkan kebencian, rasisme, dan hasutan untuk membunuh warga
Palestina dan Arab.
Pernyataan itu mengatakan bahwa administrasi Facebook menghapus
ratusan halaman dan akun pada 2018 dan 2019, “tetapi tidak melakukan
apa pun untuk menghapus halaman Israel, yang terlibat dalam hasutan dan
rasisme”. (T.RA/S/QNN/SPNA/KB)
ratusan halaman dan akun pada 2018 dan 2019, “tetapi tidak melakukan
apa pun untuk menghapus halaman Israel, yang terlibat dalam hasutan dan
rasisme”. (T.RA/S/QNN/SPNA/KB)