BANYUWANGI, KABAR.ID – Kegiatan Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana)
Tsunami 2019 yang akan menyusuri selatan Jawa resmi dibuka oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB), Doni Monardo di Pantai Boom, Banyuwangi, Jumat (12/7).
Pembukaan tersebut dihadiri oleh para peserta yang terdiri dari relawan,
komunitas, akademisi dan pelaku usaha seluruh kota dan kabupaten di
Provinsi Jawa Timur.
Acara pembukaan dilakukan dengan pemotongan tumpeng oleh Kepala BNPB
yang secara simbolis diserahkan kepada Maskurun atau Yuyun, Fasilitator
Kebencanaan Inklusif, Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia.
Setelah pemotongan tumpeng, kegiatan dilanjutkan dengan pelepasan
peserta Ekspedisi Destana Tsunami (EDT), segmen 1 Jawa Timur yang
ditandai dengan penyerahan petakan EDT 2019 dari Doni kepada Kepala
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala BNPB mengharapkan agar para peserta
yang hadir bisa mencurahkan seluruh energi dan pikiran untuk membantu
masyarakat dalam meningkatkan kapasitasnya menjadi manusia yang tangguh
dalam menghadapi bencana, khususnya di wilayah pesisir selatan Pulau
Jawa.
Doni juga mengajak para anggota relawan dan seluruh Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) agar mencontoh sosok Kepala Pusat
Data Informasi Dan Humas BNPB, almarhum Sutopo Purwo Nugroho sebagai
Pahlawan Kemanusiaan.
Meskipun dalam keadaan sakit, Sutopo tetap semangat dalam menjalankan
amanah sebagai informan bencana bersama awak media. Bekerja tanpa
pamrih, bekerja dari hati, bekerja karena panggilan jiwa, untuk
memberikan informasi, untuk memberikan keselamatan pada masyarakat.
Sehingga kapasitas masyarakat lebih baik dan kabar kebencanaan dapat
tersiar secara cepat dan dapat dipercaya sehingga masyarakat juga
terhindar dari berita palsu atau hoaks.
“Kita semua yang hadir di sini pada akhirnya nanti saya harapkan bisa
mencontoh almarhum Pak Topo, menjadi pahlawan kemanusiaan, manakala
banyak masyarakat yang bisa kita selamatkan dari ancaman bencana,” kata
Doni.
Berdasarkan hasil kajian risiko bencana Indonesia, sebanyak 5.744
desa/kelurahan berada di daerah rawan tsunami (kelas rawan sedang dan
tinggi), dan tersebar di wilayah pesisir di Indonesia, di antaranya 584
desa/kelurahan ada di selatan Pulau Jawa.
Sementara itu, BNPB sebagai lembaga negara memiliki mandat untuk
mengkoordinasikan upaya penanggulangan bencana dan mengupayakan
langkah-langkah untuk melindungi masyarakat yang berada di daerah
berisiko tersebut. Salah satunya upaya yaitu melalui Ekspedisi Desa
Tangguh Bencana (Destana).
Ekspedisi ini melibatkan lima pihak atau pentahelix penanggulangan
bencana, yaitu pemerintah, akademisi, masyarakat, dunia usaha dan media
massa. Tahun 2019 ini Ekspedisi Destana Tsunami akan dilakukan pada
tanggal 12 Juli sampai dengan 17 Agustus 2019 untuk penguatan kapasitas
di 584 desa rawan tsunami di 24 kabupaten/kota dan 5 provinsi sepanjang
pesisir selatan Pulau Jawa. (Wan)