JAKARTA, KABAR.ID- “Kami prihatin, tetapi berdasarkan fakta hari ini, kami tidak
memiliki gangguan pada bisnis atau rantai pasokan kami,” kata Chief
Executive Volkmar Denner, dikutip dari Reuters, Sabtu.
Bosch mengandalkan China sebagai basis manufaktur global untuk
mengekspor motor listrik, transmisi, dan perangkat elektronik untuk
penambah daya bagi mobil listrik.
“Kami perlu menunggu untuk melihat bagaimana keadaan berkembang. Jika
situasi ini berlanjut, rantai pasokan akan terganggu. Ada prediksi yang
memperkirakan puncak infeksi akan berlanjut hingga Februari atau
Maret,” kata Denner.
“Di Wuhan, Bosch memiliki dua pabrik, yakni untuk membuat sistem
kemudi dan termo-teknologi, dengan sekitar 800 karyawan. Belum ada
laporan infeksi,” dia melanjutkan.
Pabrik Bosch di China telah ditutup karena libur Tahun Baru China
yang diperpanjang hingga 3 Februari. Libur yang diperpanjang tersebut,
menurut Denner, tidak akan mengganggu bisnis global Bosch.
Bosch telah berada di China sejak 1909 dan memiliki 23 fasilitas
manufaktur otomotif di lebih dari 60 lokasi di pasar mobil terbesar di
dunia itu, yang merupakan rumah bagi tenaga kerja terbesar Bosch di luar
Jerman.
Bosch mempekerjakan 403.000 orang di seluruh dunia. (Ant/KBI)
Tinggalkan Balasan