Kategori: Politik

  • Resmi Diumumkan, Ini Daftar Kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin

    JAKARTA, KABAR.ID- Presiden Joko Widodo, didampingi Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Rabu
    (23/10) telah resmi mengumumkan susunan kabinetnya yang dinamakan Kabinet Indonesia Maju.

    Berbeda dengan
    pengumuman keputusan atau kebijakan penting lainnya, kali ini presiden
    memilih duduk lesehan di anak tangga Istana Merdeka, Jakarta.

    Ada sejumlah wajah baru di kabinet “Indonesia Maju.” Tetapi yang
    paling menjadi perhatian tentu saja penempatan Prabowo Subianto, pesaing
    utama Jokowi dalam pemilu presiden April lalu, sebagai menteri
    pertahanan. Mengenakan batik kehijauan, Prabowo memberi salam hormat
    kepada Jokowi ketika namanya disebut sebagai menteri.

    Di luar dugaan Presiden Joko Widodo menunjuk Fachrul Razi, lulusan
    Akadmi Militer Angkatan 1970 yang pernah menjadi Wakil Panglima TNI pada
    era Abdurrahman Wahid, sebagai Menteri Agama. Juga Nadiem Makarim
    sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, serta I Gusti Ayu Bintang
    sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

    Berikut daftar kabinet “Indonesia Bersatu” yang diumumkan Presiden Jokowi.

    1. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan: Mahfud MD

    2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian: Airlangga Hartarto

    3. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Muhadjir Effendi

    4. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi: Luhut Binsar Pandjaitan

    5. Menteri Pertahanan: Prabowo Subianto

    6. Menteri Sekretaris Negara: Pratikno

    7. Menteri Dalam Negari: Jend. (Pol) Tito Karnavian

    8. Menteri Luar Negeri: Retno LP Marsudi

    9. Menteri Agama: Fachrul Razi

    10. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia: Yasonna Laolly

    11. Menteri Keuangan: Sri Mulyani Indrawati

    12. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Nadiem Makarim

    13. Menteri Kesehatan: dr. Terawan Agus Putranto

    14. Menteri Sosial: Juliari Batubara

    15. Menteri Tenaga Kerja: Ida Fauziah

    16. Menteri Perindustrian: Agus Gumiwang Kartasasmita

    17. Menteri Perdagangan: Agus Suparmanto

    18. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Arifin Tasrif

    19. Menteri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR): Basuki Hadimuljono

    20. Menteri Perhubungan: Budi Karya Sumadi

    21. Menteri Komunikasi dan Informatika: Johnny G. Plate

    22. Menteri Pertanian: Syahrul Yasin Limpo

    23. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan: Siti Nurbaya

    24. Menteri Kelautan dan Perikanan: Edhy Prabowo

    25. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi: Abdul Halim Iskandar

    26. Menteri Agraria, Tata Ruang, dan Kehutanan: Sofjan Djalil

    27. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Bappenas: Suharso Monoarfa

    28. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Tjahjo Kumolo

    29. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) : Erick Thohir

    30. Menteri Koperasi dan UKM: Teten Masduki

    31. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif: Wishnutama

    32. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak: I Gusti Ayu Bintang Darmawati

    33. Menristek dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional: Bambang Brodjonegoro

    34. Menteri Pemuda dan Olahraga: Zainudin Amali

    35. Kepala Staf Kepresidenan: Moeldoko

    36. Sekretaris Kabinet: Pramono Anung

    37. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM): Bahlil Lahadalia

    38. Jaksa Agung: ST Burhanuddin

    Mengakhiri pengumuman kabinet untuk masa jabatan keduanya, Presiden
    Joko Widodo menyampaikan tujuh pesan singkat penuh makna. Ia menegaskan
    agar para menteri “jangan korupsi, menciptakan sistem yang menutup celah
    terjadinya korupsi!”

    Jokowi juga minta agar tidak ada “visi misi menteri” karena yang ada menurutnya adalah “visi misi presiden dan wakil presiden.”

    Lebih jauh Jokowi minta agar ke-34 menteri baru itu “kerja cepat,
    kerja keras dan kerja produktif,” serta “tidak terjebak pada rutinitas
    yang monoton” dan senantiasa bekerja “yang berorientasi pada hasil
    nyata.”

    Presiden juga mendorong para menteri untuk selalu mengecek masalah di lapangan dan menemukan solusinya.

    Pesan terakhirnya adalah agar para menteri kabinet Indonesia Bersatu bekerja serius. “Yang gak serius atau sungguh-sungguh, hati-hati. Bisa saya copot di tengah jalan,” ujar Jokowi menutup pengumuman kabinet baru.

    Pelantikan kabinet ini akan dilangsungkan Senin (28/10) siang di Istana Merdeka, Jakarta. [em/ft/voa/mj]

  • Akun Twitter Rocky Gerung Diretas, Nitizen :#RockyGerungDibungkam

    JAKARTA, KABAR.ID- Filsuf Universitas Indonesia, Rocky Gerung yang biasa melontarkan kritik tajam terhadap Pemerintahan Jokowi, dikabarkan akun twitternya diretas atau dicuri orang tak dikenal.

     “Hai netizen, selamat malam. Sekadar breaking news bahwa akun twitter saya dicuri oleh si Dungu. Terima kasih,”kata Rocky Gerung.
    melalui video singkat yang dibagikan Rocky Gerung.

    Pembobolan akun Twitter Rocky Gerung kini menjadi perbincangan ramai Para nitizen menilai Rocky Gerung dibungkam karena kerap melontarkan kritik pedas kepada penguasa.

    Bahkan tagar #RockyGerungDibungkam pagi ini naik menjadi trending topic nomor satu di twitter Indonesia.
    “Bong akun @rockygerung bisa kalian curi, tapi isi kepalanya takkan pernah bisa kalian kuasai. #RockyGerungDibungkam,” kata @abizia_.

    “Boleh tidak suka dengan Rocky Gerung. Boleh tidak sepaham dengan Rocky Gerung. Saya termasuk orang yg tidak suka dan tdk sepaham dgn Rocky. Tapi saya sangat menyesal dan mengutuk orang2 yg mencuri akun Twitter Rocky! #RockyGerungDibungkam gerombolan buzzer banci kaleng!,” tulis @BadutGotham

    Politisi PKS yang juga anggota DPR-RI, Mardani Ali Sera juga berkicau atas hilangnya akun twitter Rocky Gerung.
    “Kemarin sore masih bersama Prof, dia masih main twiter, tapi tiba2 akunnya berubah2 sendiri mulai dari @r0ckygerung dll.,” tulis Mardani Ali Sera melalui akun twitternya @MardaniAliSera

    Ali meminta pihak twitter bisa membantu menyelamatkan akun twitter Rocky Gerung :
    “Dear @twitter, mungkin bisa bantu usut agar tidak dianggap sistem keamanan twitter lemah. Terimakasih Twitter sukses selalu,” tambahnya. (Wan)

  • Amendemen UUD 1945, Ketua MPR Tegaskan Presiden Tetap Dipilih Rakyat

    JAKARTA, KABAR.ID- Presiden Joko Widodo membahas amendemen (perubahan) Undang-Undang
    Dasar (UUD) 1945 bersama pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat ( MPR)
    Republik Indonesia (RI) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (16/10).

    Dalam
    melakukan amendemen itu, Jokowi meminta kepada MPR untuk melibatkan dan
    mendengarkan suara rakyat.

    “Yang paling penting perlu kajian-kajian mendalam, perlu menampung
    usulan-usulan dari semua tokoh, akademisi, masyarakat, yang penting
    usulan-usulan harus ditampung, masukan ditampung sehingga bisa
    dirumuskan,” ujar Jokowi.

    Ia juga mengimbau kepada semua pihak untuk memberikan kesempatan
    kepada MPR agar bisa bekerja dalam melakukan amendemen UUD 1945 ini.

    Dalam kesempatan yang sama, Ketua MPR Bambang Soesatyo mengatakan
    akan selalu berkonsultasi dengan Presiden Joko Widodo dan senantiasa
    mendengarkan suara rakyat dalam melakukan amendemen ini. Yang
    terpenting, kata pria yang akrab dipanggil Bamsoet ini, ia tidak ingin
    wacana tersebut menimbulkan kegaduhan di masa yang akan datang.

    “Kami pimpinan MPR menjamin, berbagai usulan amendemen tidak menjadi
    bola liar. Segala sesuatunya kami konsultasikan dengan Bapak Presiden
    selaku kepala pemerintahan dan kepala negara, dan menjadi salah satu
    stakeholder bangsa kita. MPR tidak dalam posisi yang buru-buru, kami
    akan cermat betul menampung aspirasi sebagaimana disampaikan Bapak
    Presiden, di tengah-tengah masyarakat,” jelas Bamsoet.

    Ia pun buka suara tentang wacana amendemen UUD 1945 ini yang
    dikhawatirkan dapat menghidupkan kembali wacana proses pemilihan
    Presiden yang dipilih oleh MPR. Bamsoet menegaskan hal tersebut tidak
    akan terjadi. Dalam amendemen ini wacana yang menyeruak adalah
    diterbitkannya Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).

    “Tidak ada, saya tegaskan tidak ada. Ini tidak terkait dengan
    perubahan terkait perubahan rinci perubahan politik. Presiden tetap
    dipilih rakyat, Presiden bukan lagi mandataris negara, Presiden tidak
    bertanggung jawab pada MPR itu tetap,” tegasnya.

    Sementara itu, kepada Terkini.com pengamat politik Gun Gun Heriyanto
    mengatakan amendemen UUD 1945 tidak terlalu mendesak untuk dilakukan
    pada masa sekarang ini. Menurutnya masih banyak persoalan bangsa yang
    harus diselesaikan oleh pemerintah dan parlemen seperti permasalahan
    perekonomian, apalagi banyak negara sedang mengalami resesi.

    Ia pun khawatir pembahasan amendemen ini akan menjadi “kotak Pandora”
    di masa yang akan datang karena bisa melakukan perubahan-perubahan yang
    tidak dikehendaki oleh rakyat, salah satunya wacana Presiden kembali
    dipilih oleh MPR.

    “Diksi-diksi itu mengkhawatirkan publik, terutama masyarakat yang
    mengikuti, yang punya perhatian pada konteks politik dengan membaca
    ucapan-ucapan. Ucapan kan tidak terpisahkan dari narasi yang dikehendaki
    bukan? Jadi kalau kemudian membaca tendensi-tendensi itu, ada peluang
    membahas amendemen UUD 1945 menurut saya bisa berpotensi menjadi kotak
    pandora untuk pembahasan yang lebih luas, apalagi ada beberapa politisi
    yang meminta kalaupun ada amandemen diminta amandemen yang sifatnya
    komprehensif bukan terbatas lagi,” Ujar Gun Gun.

    Meskipun Bamsoet sudah menegaskan tidak ada wacana Presiden dipilih
    kembali oleh MPR dalam amendemen UUD 1945, Gun Gun tidak yakin bahwa hal
    itu sepenuhnya akan terjadi. Pasalnya ada beberapa elite partai politik
    besar yang berpendapat bahwa pemilihan presiden langsung oleh rakyat
    bukanlah kultur Indonesia. Jadi menurutnya, ucapan Bamsoet jangan
    sepenuhnya dipercaya.

    “Siapa yang menjamin ketika amendemen itu sudah dibuka kemudian itu
    tidak diusulkan? Garansi apa yang diberikan oleh Pak Bamsoet itu? Apakah
    dengan ucapannya lantas kita bisa mempercayai? Dulu semuanya bilang
    tidak akan melemahkan KPK, tapi real-nya kan melemahkan KPK. Jadi jangan terlalu mempercayai retorika politik di musim seperti ini,” paparnya.

    Ia mengibaratkan wacana amendemen ini tidak ubahnya seperti
    pertarungan antarelite politik saja, dan bukan untuk kepentingan rakyat.
    Gun Gun berharap jika memang amendemen tersebut dilakukan, hendaknya
    MPR melibatkan berbagai kalangan masyarakat. (VOA/KB)

  • Dandim Kendari Ikhlas Diberhentikan Gara-gara Postingan Istri

    KENDARI, KABAR.ID-Mantan Komandan Distrik Militer 1417 Kendari Kolonel Kaveleri Hendi
    Suhendi ikhlas menerima keputusan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD)
    Jenderal TNI Andika Perkasa yang memberhentikan dirinya dari jabatan
    Dandim 1417 Kendari. Hendi Suhendi baru menjabat sebagai Dandim Kendari
    sekitar tiga bulan.

    “Saya prajurit yang setia dan hormat
    keputusan pimpinan. Saya dan keluarga ikhlas menerima keputusan
    komandan,” kata Hendi Suhendi didampingi istri di Kendari, Sabtu
    (12/10).

    Hendi Suhendi yang pernah bertugas sebagai atase darat
    pada KBRI di Moskow, Rusia pun siap menjalankan keputusan institusi.
    “Sekali lagi saya mau katakan bahwa saya prajurit setia dan kesatria
    yang dididik bertanggungjawab dan patuh pada perintah komando,” ujarnya.

    Seremoni
    serah terima jabatan Komandan Distrik Militer 1417 Kendari yang
    dilangsungkan di Aula Sudirman Korem 143 Haluoleo turut dihadiri jajaran
    Kodim se-Sultra, perwira Korem 143 Haluoleo, jajaran Danramil, Komandan
    Batalyon 725 Woroagi, anggota dan pengurus Persit.

    Jabatan
    Komandan Distrik Militer 1417 Kendari, Sulawesi Tenggara diserah
    terimakan dari Kolonel Kaveleri Hendi Suhendi kepada Kolonel Infantri
    Alamsyah di Aula Sudirman Korem 143 Haluoleo.

    Pergantian puncuk
    komando Distrik Militer 1417 Kendari terkesan mendadak menyusul
    keputusan hukuman Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Andika
    Perkasa yang memberhentikan Hendi Suhendi.

    Kolonel Hendi Suhendi
    diberhentikan karena postingan istrinya terkait insiden penusukan
    Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto di Pandeglang,
    Banten.

    Hendi Suhendi yang baru menjabat sekitar tiga bulan
    menggantikan Letkol Fajar Lutvi Haris Wijaya mendadak diberhentikan dari
    jabatan karena melanggar Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 tentang
    Hukum Disiplin Militer.

    Selain dijatuhi hukuman disiplin
    pemberhentian dari jabatan Kodim 1417 Kendari juga Hendi Suhendi
    diganjar sanksi militer berupa penahanan ringan selama 14 hari. .

    Adapun
    istri Kolonel Hendi Suhendi berinisial IPDN yang melakukan postingan
    melalui media sosial berkonsekuensi menjalani proses peradilan umum atas
    dugaan melanggar Undang-Undang Nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan
    atas Undang-Undang Nomor 8 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. (Ant/KB)

  • Wiranto Ditusuk di Pandeglang

    PANDEGLANG, KABAR.ID- Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto ditusuk oleh
    seorang pria saat baru saja turun dari mobil yang ditumpanginya di Pandeglang, Banten, Kamis sekitar pukul 11.45 WIB.

    Dalam video yang
    viral di medsos, Wiranto ditusuk dari samping  saat baru saia disambut
    tuan rumah acara.

    Beberapa detik kemudian, Wiranto terjatuh. Warga yang menyaksikan peristiwa itu, berteriak: “Astagfirullah.. Ya Allah…”

    Dalam suasana mencekam itu, ajudan, petugas dan  TNI langsung
    menggotong Wiranto naik ke kendaraan kembali dan membawanya ke rumah
    Sakit terdekat.

    Wiranto ke Pandeglang Banten untuk  menghadiri acara di Universitas
    Mathla’ul Anwar di Pandeglang. Pria yang menusuk Wiranto segera
    diamankan aparat keamanan dan diperiksa.
    Hingga berita dipublis, pihak berwajib sudah berhasil mengamankan
    seorang pria dan seorang perempuan yang terlibat dalam aksi penusukan
    tersebut

  • Rofik : Perlu Dialog Komprehensif dan Inklusif Tangani Konflik Papua

    JAKARTA, KABAR.ID- Sejak 19 Agustus 2019, Tanah Papua
    dan Papua Barat kembali bergejolak. Gelombang aksi unjuk rasa terjadi di
    beberapa kabupaten dan kota di Bumi Cenderawasih, yang sebagian
    disertai pula dengan aksi kerusuhan. 
    Terkait hal tersebut, Anggota DPR
    RI Rofik Hananto mengatakan, perlu dibangun dialog yang komprehensif dan
    inklusif dalam menangani konflik yang terjadi di Provinsi Papua.
    “Jika dialog yang komprehensif dan
    inklusif berhasil diaplikasikan pada Konflik Papua, maka bukan hanya
    pada saat proses penyelesaian konflik upaya membangun trust dilakukan, namun pada saat dan sesudah kesepakatan perdamaian dicapai pun, trust harus dirawat dan dijaga,” ujar Rofik dalam rilisnya belum lama ini.
    Lebih dari itu, sambungnya, tindak lanjut
    atas kesepakatan perdamaian harus terus ditegakkan. Menurutnya, Papua
    harus dibangun dari seluruh arah dan elemen serta oleh seluruh kalangan.
    Penegakan hukum, pembangunan ekonomi, peningkatan dan pemerataan
    kualitas pendidikan dan kesehatan, serta pembangunan-pembangunan lain di
    segala sektor harus terus dilakukan, agar Papua dapat merasa bangga
    bersama NKRI.
    “Dialog Aceh yang berhasil mengakhiri
    konflik bersenjata antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan TNI merupakan
    bukti bahwa pemerintah Indonesia memiliki kemampuan untuk mengupayakan
    dialog yang semacamnya di Papua. Dengan belajar dari Kasus Aceh, dialog
    juga dapat dilakukan untuk Papua,” terangnya.
    Pemerintah, lanjut Rofik, dapat menggunakan pendekatan personal dengan menunjuk aktor di belakang layar dan melakukan second track diplomacy
    dengan melibatkan pihak ketiga yang berperan sebagai mediator atau
    negosiator. Kedua pendekatan ini bertujuan membuka komunikasi dan
    membangun trust di kalangan pro-kemerdekaan Papua terhadap Pemerintah Indonesia maupun sebaliknya,” papar politisi Fraksi PKS tersebut.
    Dikatakannya, pendekatan koersif yang
    dilakukan pemerintah dalam menangani konflik di Papua memang menjadi
    banyak perhatian dan perdebatan dari berbagai kalangan termasuk dunia
    internasional. Pemerintah memang tidak salah dalam menggunakan
    pendekatan tersebut, namun seharusnya bukan satu-satunya jalan, harus
    dibarengi langkah-langkah lain secara komprehensif.
    Tujuan pertahanan dan keamanan daerah,
    jelas Rofik, seharusnya lebih mengutamakan kesejahteraan sosial di
    daerah tersebut. Pembangunan kondisi keamanan merupakan upaya kolektif
    jangka panjang, maka seharusnya menjadi komitmen dan tanggung jawab
    bersama. Dalam beberapa kasus, pendekatan koersif, termasuk militer dan
    pengawasan yang ketat terhadap komunitas tertentu, justru malah dapat
    membuat gerakan kelompok tersebut semakin berkembang, termasuk dapat
    mengakibatkan banyak korban sipil.
    “Ketika Pemerintah hanya fokus
    menyelesaikan konflik melalui pendekatan koersif, memang menyelesaikan
    permasalahan namun tidak akan bertahan lama. Ketika tersulut, maka akan
    memanas kembali, karena sebenarnya akar utama masalah belum selesai,”
    tutur Rofik. (dep/es/dpr/kb)
  • Tragedi Papua, DPR Minta Presiden Jokowi Datang ke Wamena

    JAKARTA, KABAR.ID-Anggota DPR-RI Dapil Sumbar II, Nevi
    Zuairina meminta Presiden Terpilih (Jokowi) yang saat ini menjabat sebagai
    Presiden RI, agar segera turun langsung ke Wamena, Papua, sebelum
    dilantik sebagai presiden 5 tahun yang akan datang. 
    Menurutnya, Presiden
    mesti berdialog guna mengetahui apa yang menjadi keinginan warga demi
    meredam kerusuhan dan menyelamatkan warga pendatang dari ketakutan dan
    ancaman.
    “Kita meminta Presiden (terpilih) hadir
    langsung di Wamena menemui warga sebelum pelantikan tanggal 20 Oktober
    yang akan datang. Yakinkan warga di Wamena bahwa pemerintah turut andil
    dalam menyelesaikan masalah besar ini, kemudian menjamin keselamatan,
    menghentikan segala ketakutan dan ancaman,” ucap Nevi dalam berita
    rilisnya.
    Datangnya Presiden terpilih ke Wamena,
    lanjut Nevi, sebagai perwujudan bahwa presiden mendengar aspirasi secara
    langsung dari warga untuk menyelesaikan segala permasalahan. Pemerintah
    hadir untuk memunculkan kedamaian dan kesejahteraan rakyat sebagai
    prioritas utama.
    Nevi mengatakan, banyak warga pendatang
    yang menjadi korban kerusuhan di Wamena, Papua, namun sebab kerusuhan
    itu masih banyak yang simpang siur, sehingga warga disana banyak
    mengalami trauma karena ketakutan. “Banyak warga dari luar daerah yang
    merasa sudah bersaudara dengan penduduk asli Wamena mengalami trauma
    akibat kerusuhan yang terjadi. Trauma ini begitu mengerikan sehingga
    banyak warga yang terpaksa kembali pulang ke kampung asal,” ungkap
    politisi Fraksi PKS itu..
    Seperti dikabarkan, kerusuhan di Wamena
    telah menimbulkan sejumlah korban jiwa termasuk perantau Minang Sumatera
    Barat. Sementara sejak terjadi kerusuhan pertengahan september lalu,
    hingga awal Oktober tercatat ribuan orang telah meninggalkan Wamena. Tak
    hanya korban jiwa, fasilitas pemerintah juga banyak mengalami kerusakan
    salah satunya Kantor Bupati Wamena hangus terbakar, kios-kios di Pasar
    dan lainnya.
    Menurut Nevi, prioritas utama yang harus
    dilakukan pemerintah adalah menyelamatkan warga dari segala ancaman.
    Apabila butuh evakuasi warga, segera lakukan ke tempat yang aman,
    intinya pemerintah harus cepat tanggap.
    Nevi berharap agar dalang kerusuhan segera
    ditindak tegas agar kondisi di Wamena bisa kembali normal dan damai.
    Pemerintah perlu benar-benar serius untuk mampu mendeteksi dan
    mengantisipasi potensi gangguan keamanan di Papua sehingga efektifitas
    menyelesaikan akar masalah Papua secara fundamental dapat dilakukan
    secara cepat.
    “Presiden sebaiknya mengambil langkah
    cepat, cermat, dan terukur untuk mengendalikan situasi keamanan di
    Wamena. Tanggung jawab penuh dengan seluruh kekuataan upaya dan biaya
    agar dilakukan agar tidak ada lagi korban. Jangan sampai ada lagi korban
    jiwa satupun. Harus ada jaminan Pemerintah akan keamanan dan kedamaian
    yang merupakan kebutuhan mendasar rakyat,” pungkasnya. (dpr/kb)
  • Polda Metro Jaya Tangkap 700-an Orang Sepanjang Aksi Tolak RKUHP

    JAKARTA, KABAR.ID- Polda Metro Jaya menangkap sekitar tujuh
    ratusan orang ditangkap polisi terkait aksi di sekitar Gedung DPR dalam
    sepekan terakhir.

    “Perusuh yang diamankan sebanyak 716 orang, sementara sedang
    dipilah-pilah,” kata  Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono melalui aplikasi pesan online, Selasa
    (1/10).
     
    Menurutnya, orang-orang yang merasa anggota
    keluarganya belum diketahui keberadaannya, terkait aksi, dapat bertanya
    ke media center Polda Metro Jaya.

    Terkait banyaknya anak-anak yang terlibat aksi, Argo mengimbau kepada para orang tua agar terus memantau keberadaan anaknya.

    Lima Orang yang Dilaporkan Hilang, Ada di Polda Metro Jaya

    Sebelumnya, KontraS yang tergabung dalam Tim Advokasi untuk Demokrasi
    menyebut ada sekitar lima orang yang belum diketahui keberadaannya
    setelah aksi-aksi di sekitar Gedung DPR.

    Namun, setelah Tim Advokasi untuk Demokrasi mengecek ke Polda Metro
    Jaya kelima orang yang dilaporkan hilang tersebut diketahui ditangkap
    polisi. Koordinator KontraS, Yati Andriani mendesak polisi agar
    mengikuti prosedur hukum yang berlaku dalam penangkapan massa aksi.

    “Siapapun dan apapun latar belakang peristiwa ketika orang-orang ini
    ditangkap dan ditahan maka harus dijelaskan secara terbuka atas tuduhan
    tindak pidana apa, buktinya apa dan statusnya, dan ada pemberitahuan
    kepada keluarga dan akses seluas-luasnya bagi penasehat hukum,” jelas
    Yati Andriyani kepada Terkini.com, Selasa (1/10).

    Di samping itu, Yati berharap kepolisian menghentikan penangkapan dan
    penahanan terhadap mahasiswa, pelajar dan masyarakat sipil yang
    melakukan aksi-aksi di DPR. Menurutnya, aksi yang dilakukan mereka
    merupakan bentuk kebebasan berekspresi dan berpendapat yang lazim
    dilakukan di negara demokrasi.

    “Kalau cara meresponsnya dilakukan dengan cara-cara pendekatan
    penangkapan dan penahanan, itu bisa menjadi sinyal kemunduran demokrasi
    di negara kita,” tambahnya.

    Yati juga berpandangan penangkapan terhadap massa aksi tidak akan
    menyelesaikan masalah atau menghentikan aksi-aksi penolakan terhadap
    sejumlah RUU yang dinilai bermasalah. Karena itu, ia mengusulkan kepada
    pemerintah dan DPR memenuhi tuntutan massa aksi ketimbang menggunakan
    pendekatan keamanan.

    KontraS juga membuka pengaduan bagi masyarakat yang menjadi korban
    tidakan represif aparat kepolisian saat aksi penolakan RKUHP, pelemahan
    KPK dan sejumlah RUU yang bermasalah.
    Puluhan ribu orang dari berbagai elemen mahasiswa, pelajar dan
    masyarakat sipil menggelar aksi di sekitar Gedung DPR RI di Jakarta dan
    berbagai kota lainnya sejak tanggal 23 hingga 30 September 2019.

    Sejumlah aksi di Jakarta dan kota lainnya berujung bentrok – aparat dan
    peserta aksi. Di Kendari, Sulawesi Tenggara, dua mahasiswa dilaporkan
    tewas akibat cedera serius saat aksi di gedung DPRD Sulawesi Tenggara,
    Kamis, 26 September (VOA/MJ)

  • Bambang Soesatya Terpilih Jadi Ketua MPR-RI Periode 2019-2024

    JAKARTA, KABAR.ID- Politisi Partai Golkar yang mantan Ketua DPR-RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet) terpilih jadi ketua MPR periode 2019-2024 dalam sidang
    paripurna di kompleks MPR/DPR, Kamis (3/10/2019).

    Seluruh fraksi setuju dan sepakat,
    termasuk Gerindra yang sempat mengajukan Ahmad Muzani sebagai calon
    ketua MPR. ***

    Foto seorang pemuda
    menggunakan celana berwarna abu-abu khas seragam siswa menengah atas
    viral di media sosial saat aksi pelajar di Jakarta, pekan lalu.

    Dalam foto karya fotografer Kompas.com, Garry Andrew Lotulung ini,
    pemuda yang diketahui berinisial LA ini tampak memegang telepon seluler
    dan bendera merah putih di kedua tangannya.

    Foto ini viral di media sosial dan aplikasi pesan percakapan. Banyak
    yang menjadikannya sebagai background di ponsel.

    Pasca-aksi, keberadaan LA sempat disebutkan tak terdeteksi dan belum
    pulang ke rumah.

    Salah satu unggahan yang mengabarkan adalah akun @kabay4n_ . Ia
    mengatakan bahwa sosok LA dalam foto viral tersebut belum ada kabar
    sejak waktu 24 jam.

    Dalam unggahan pada 1 Oktober 2019 tersebut, pengunggah meminta kepada
    para pengguna Twitter yang mengetahui kabar LA agar menghubungi nomor
    yang ia cantumkan dalam unggahannya.

    Beredar pula informasi bahwa LA diamankan pihak kepolisian dengan dugaan
    pelecehan bendera.

    Tanda pagar atau tagar #SaveLA juga sempat muncul di media sosial
    Twitter.

    Pada Rabu (2/10/2019), keberadaan LA mulai diketahui. Pihak kepolisian
    menyatakan bahwa LA memang ditangkap.

    Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Edi S Sitepu, seperti
    diberitakan Kompas.com, Rabu (2/10/2019), mengatakan, LA ditangkap bukan
    karena pelecehan bendera.

    “Diamankan pada saat terjadinya kerusuhan tanggal 30 September 2019.
    Tidak ada kaitannya dengan pelecehan bendera,” ujar Edi.

    Ia menyebutkan, saat ini kasus LA tengah didalami. Menurut dia, status
    LA saat ini sudah bukan pelajar karena sudah lulus dari pendidikan
    menengah atas.
    Foto viral

    Sebelumnya, fotografer yang mengabadikan LA, Garry mengatakan, ia
    mengabadikan momen tersebut ketika sore hari saat polisi menembakkan gas
    air mata.

    Saat itu, para pelajar mulai melemparkan apa pun yang mereka pegang ke
    arah polisi.

    Posisi Garry saat itu berada di sekitar pintu pelintasan kereta api.
    Tepatnya sekitar 10 meter dari arah kerumunan massa.

    Massa mulai kocar-kacir ketika polisi menembak gas air mata.

    Seketika, Garry melihat LA tengah menyeka mata dengan posisi bendera
    merah putih dalam genggaman.

    Pemuda tersebut menarik perhatian Garry yang kemudian mengabadikan
    sosoknya dalam tangkapan lensa.

    Foto itulah yang kemudian viral di berbagai lini masa platform media
    sosial.

    Aksi para pelajar ini berlangsung di sekitar Kompleks Parlemen, Senayan,
    Jakarta.

    Aksi tersebut ricuh hingga tengah malam. Sejak tengah malam, hingga
    esoknya, polisi melakukan sweeping dan mengamankan sekitar 570 pelajar.

    Aksi para mahasiswa dan pelajar yang turun ke jalan ini menuntut
    dikeluarkannya Perppu untuk membatalkan UU KPK versi revisi dan RUU
    lainnya yang dinilai bermasalah.

    Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “LA, Fotonya Viral Saat Aksi Pelajar, Dikabarkan Tak Pulang ke Rumah, hingga Ditangkap Polisi”, https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/03/094137765/la-fotonya-viral-saat-aksi-pelajar-dikabarkan-tak-pulang-ke-rumah-hingga?page=all.
    Penulis : Nur Rohmi Aida
    Editor : Inggried Dwi Wedhaswary

    Foto seorang pemuda
    menggunakan celana berwarna abu-abu khas seragam siswa menengah atas
    viral di media sosial saat aksi pelajar di Jakarta, pekan lalu.

    Dalam foto karya fotografer Kompas.com, Garry Andrew Lotulung ini,
    pemuda yang diketahui berinisial LA ini tampak memegang telepon seluler
    dan bendera merah putih di kedua tangannya.

    Foto ini viral di media sosial dan aplikasi pesan percakapan. Banyak
    yang menjadikannya sebagai background di ponsel.

    Pasca-aksi, keberadaan LA sempat disebutkan tak terdeteksi dan belum
    pulang ke rumah.

    Salah satu unggahan yang mengabarkan adalah akun @kabay4n_ . Ia
    mengatakan bahwa sosok LA dalam foto viral tersebut belum ada kabar
    sejak waktu 24 jam.

    Dalam unggahan pada 1 Oktober 2019 tersebut, pengunggah meminta kepada
    para pengguna Twitter yang mengetahui kabar LA agar menghubungi nomor
    yang ia cantumkan dalam unggahannya.

    Beredar pula informasi bahwa LA diamankan pihak kepolisian dengan dugaan
    pelecehan bendera.

    Tanda pagar atau tagar #SaveLA juga sempat muncul di media sosial
    Twitter.

    Pada Rabu (2/10/2019), keberadaan LA mulai diketahui. Pihak kepolisian
    menyatakan bahwa LA memang ditangkap.

    Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Edi S Sitepu, seperti
    diberitakan Kompas.com, Rabu (2/10/2019), mengatakan, LA ditangkap bukan
    karena pelecehan bendera.

    “Diamankan pada saat terjadinya kerusuhan tanggal 30 September 2019.
    Tidak ada kaitannya dengan pelecehan bendera,” ujar Edi.

    Ia menyebutkan, saat ini kasus LA tengah didalami. Menurut dia, status
    LA saat ini sudah bukan pelajar karena sudah lulus dari pendidikan
    menengah atas.
    Foto viral

    Sebelumnya, fotografer yang mengabadikan LA, Garry mengatakan, ia
    mengabadikan momen tersebut ketika sore hari saat polisi menembakkan gas
    air mata.

    Saat itu, para pelajar mulai melemparkan apa pun yang mereka pegang ke
    arah polisi.

    Posisi Garry saat itu berada di sekitar pintu pelintasan kereta api.
    Tepatnya sekitar 10 meter dari arah kerumunan massa.

    Massa mulai kocar-kacir ketika polisi menembak gas air mata.

    Seketika, Garry melihat LA tengah menyeka mata dengan posisi bendera
    merah putih dalam genggaman.

    Pemuda tersebut menarik perhatian Garry yang kemudian mengabadikan
    sosoknya dalam tangkapan lensa.

    Foto itulah yang kemudian viral di berbagai lini masa platform media
    sosial.

    Aksi para pelajar ini berlangsung di sekitar Kompleks Parlemen, Senayan,
    Jakarta.

    Aksi tersebut ricuh hingga tengah malam. Sejak tengah malam, hingga
    esoknya, polisi melakukan sweeping dan mengamankan sekitar 570 pelajar.

    Aksi para mahasiswa dan pelajar yang turun ke jalan ini menuntut
    dikeluarkannya Perppu untuk membatalkan UU KPK versi revisi dan RUU
    lainnya yang dinilai bermasalah.

    Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “LA, Fotonya Viral Saat Aksi Pelajar, Dikabarkan Tak Pulang ke Rumah, hingga Ditangkap Polisi”, https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/03/094137765/la-fotonya-viral-saat-aksi-pelajar-dikabarkan-tak-pulang-ke-rumah-hingga?page=all.
    Penulis : Nur Rohmi Aida
    Editor : Inggried Dwi Wedhaswary

    Foto seorang pemuda
    menggunakan celana berwarna abu-abu khas seragam siswa menengah atas
    viral di media sosial saat aksi pelajar di Jakarta, pekan lalu.

    Dalam foto karya fotografer Kompas.com, Garry Andrew Lotulung ini,
    pemuda yang diketahui berinisial LA ini tampak memegang telepon seluler
    dan bendera merah putih di kedua tangannya.

    Foto ini viral di media sosial dan aplikasi pesan percakapan. Banyak
    yang menjadikannya sebagai background di ponsel.

    Pasca-aksi, keberadaan LA sempat disebutkan tak terdeteksi dan belum
    pulang ke rumah.

    Salah satu unggahan yang mengabarkan adalah akun @kabay4n_ . Ia
    mengatakan bahwa sosok LA dalam foto viral tersebut belum ada kabar
    sejak waktu 24 jam.

    Dalam unggahan pada 1 Oktober 2019 tersebut, pengunggah meminta kepada
    para pengguna Twitter yang mengetahui kabar LA agar menghubungi nomor
    yang ia cantumkan dalam unggahannya.

    Beredar pula informasi bahwa LA diamankan pihak kepolisian dengan dugaan
    pelecehan bendera.

    Tanda pagar atau tagar #SaveLA juga sempat muncul di media sosial
    Twitter.

    Pada Rabu (2/10/2019), keberadaan LA mulai diketahui. Pihak kepolisian
    menyatakan bahwa LA memang ditangkap.

    Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Edi S Sitepu, seperti
    diberitakan Kompas.com, Rabu (2/10/2019), mengatakan, LA ditangkap bukan
    karena pelecehan bendera.

    “Diamankan pada saat terjadinya kerusuhan tanggal 30 September 2019.
    Tidak ada kaitannya dengan pelecehan bendera,” ujar Edi.

    Ia menyebutkan, saat ini kasus LA tengah didalami. Menurut dia, status
    LA saat ini sudah bukan pelajar karena sudah lulus dari pendidikan
    menengah atas.
    Foto viral

    Sebelumnya, fotografer yang mengabadikan LA, Garry mengatakan, ia
    mengabadikan momen tersebut ketika sore hari saat polisi menembakkan gas
    air mata.

    Saat itu, para pelajar mulai melemparkan apa pun yang mereka pegang ke
    arah polisi.

    Posisi Garry saat itu berada di sekitar pintu pelintasan kereta api.
    Tepatnya sekitar 10 meter dari arah kerumunan massa.

    Massa mulai kocar-kacir ketika polisi menembak gas air mata.

    Seketika, Garry melihat LA tengah menyeka mata dengan posisi bendera
    merah putih dalam genggaman.

    Pemuda tersebut menarik perhatian Garry yang kemudian mengabadikan
    sosoknya dalam tangkapan lensa.

    Foto itulah yang kemudian viral di berbagai lini masa platform media
    sosial.

    Aksi para pelajar ini berlangsung di sekitar Kompleks Parlemen, Senayan,
    Jakarta.

    Aksi tersebut ricuh hingga tengah malam. Sejak tengah malam, hingga
    esoknya, polisi melakukan sweeping dan mengamankan sekitar 570 pelajar.

    Aksi para mahasiswa dan pelajar yang turun ke jalan ini menuntut
    dikeluarkannya Perppu untuk membatalkan UU KPK versi revisi dan RUU
    lainnya yang dinilai bermasalah.

    Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “LA, Fotonya Viral Saat Aksi Pelajar, Dikabarkan Tak Pulang ke Rumah, hingga Ditangkap Polisi”, https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/03/094137765/la-fotonya-viral-saat-aksi-pelajar-dikabarkan-tak-pulang-ke-rumah-hingga?page=all.
    Penulis : Nur Rohmi Aida
    Editor : Inggried Dwi Wedhaswary

    Foto seorang pemuda
    menggunakan celana berwarna abu-abu khas seragam siswa menengah atas
    viral di media sosial saat aksi pelajar di Jakarta, pekan lalu.

    Dalam foto karya fotografer Kompas.com, Garry Andrew Lotulung ini,
    pemuda yang diketahui berinisial LA ini tampak memegang telepon seluler
    dan bendera merah putih di kedua tangannya.

    Foto ini viral di media sosial dan aplikasi pesan percakapan. Banyak
    yang menjadikannya sebagai background di ponsel.

    Pasca-aksi, keberadaan LA sempat disebutkan tak terdeteksi dan belum
    pulang ke rumah.

    Salah satu unggahan yang mengabarkan adalah akun @kabay4n_ . Ia
    mengatakan bahwa sosok LA dalam foto viral tersebut belum ada kabar
    sejak waktu 24 jam.

    Dalam unggahan pada 1 Oktober 2019 tersebut, pengunggah meminta kepada
    para pengguna Twitter yang mengetahui kabar LA agar menghubungi nomor
    yang ia cantumkan dalam unggahannya.

    Beredar pula informasi bahwa LA diamankan pihak kepolisian dengan dugaan
    pelecehan bendera.

    Tanda pagar atau tagar #SaveLA juga sempat muncul di media sosial
    Twitter.

    Pada Rabu (2/10/2019), keberadaan LA mulai diketahui. Pihak kepolisian
    menyatakan bahwa LA memang ditangkap.

    Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Edi S Sitepu, seperti
    diberitakan Kompas.com, Rabu (2/10/2019), mengatakan, LA ditangkap bukan
    karena pelecehan bendera.

    “Diamankan pada saat terjadinya kerusuhan tanggal 30 September 2019.
    Tidak ada kaitannya dengan pelecehan bendera,” ujar Edi.

    Ia menyebutkan, saat ini kasus LA tengah didalami. Menurut dia, status
    LA saat ini sudah bukan pelajar karena sudah lulus dari pendidikan
    menengah atas.
    Foto viral

    Sebelumnya, fotografer yang mengabadikan LA, Garry mengatakan, ia
    mengabadikan momen tersebut ketika sore hari saat polisi menembakkan gas
    air mata.

    Saat itu, para pelajar mulai melemparkan apa pun yang mereka pegang ke
    arah polisi.

    Posisi Garry saat itu berada di sekitar pintu pelintasan kereta api.
    Tepatnya sekitar 10 meter dari arah kerumunan massa.

    Massa mulai kocar-kacir ketika polisi menembak gas air mata.

    Seketika, Garry melihat LA tengah menyeka mata dengan posisi bendera
    merah putih dalam genggaman.

    Pemuda tersebut menarik perhatian Garry yang kemudian mengabadikan
    sosoknya dalam tangkapan lensa.

    Foto itulah yang kemudian viral di berbagai lini masa platform media
    sosial.

    Aksi para pelajar ini berlangsung di sekitar Kompleks Parlemen, Senayan,
    Jakarta.

    Aksi tersebut ricuh hingga tengah malam. Sejak tengah malam, hingga
    esoknya, polisi melakukan sweeping dan mengamankan sekitar 570 pelajar.

    Aksi para mahasiswa dan pelajar yang turun ke jalan ini menuntut
    dikeluarkannya Perppu untuk membatalkan UU KPK versi revisi dan RUU
    lainnya yang dinilai bermasalah.

    Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “LA, Fotonya Viral Saat Aksi Pelajar, Dikabarkan Tak Pulang ke Rumah, hingga Ditangkap Polisi”, https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/03/094137765/la-fotonya-viral-saat-aksi-pelajar-dikabarkan-tak-pulang-ke-rumah-hingga?page=all.
    Penulis : Nur Rohmi Aida
    Editor : Inggried Dwi Wedhaswary

    Foto seorang pemuda
    menggunakan celana berwarna abu-abu khas seragam siswa menengah atas
    viral di media sosial saat aksi pelajar di Jakarta, pekan lalu.

    Dalam foto karya fotografer Kompas.com, Garry Andrew Lotulung ini,
    pemuda yang diketahui berinisial LA ini tampak memegang telepon seluler
    dan bendera merah putih di kedua tangannya.

    Foto ini viral di media sosial dan aplikasi pesan percakapan. Banyak
    yang menjadikannya sebagai background di ponsel.

    Pasca-aksi, keberadaan LA sempat disebutkan tak terdeteksi dan belum
    pulang ke rumah.

    Salah satu unggahan yang mengabarkan adalah akun @kabay4n_ . Ia
    mengatakan bahwa sosok LA dalam foto viral tersebut belum ada kabar
    sejak waktu 24 jam.

    Dalam unggahan pada 1 Oktober 2019 tersebut, pengunggah meminta kepada
    para pengguna Twitter yang mengetahui kabar LA agar menghubungi nomor
    yang ia cantumkan dalam unggahannya.

    Beredar pula informasi bahwa LA diamankan pihak kepolisian dengan dugaan
    pelecehan bendera.

    Tanda pagar atau tagar #SaveLA juga sempat muncul di media sosial
    Twitter.

    Pada Rabu (2/10/2019), keberadaan LA mulai diketahui. Pihak kepolisian
    menyatakan bahwa LA memang ditangkap.

    Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Edi S Sitepu, seperti
    diberitakan Kompas.com, Rabu (2/10/2019), mengatakan, LA ditangkap bukan
    karena pelecehan bendera.

    “Diamankan pada saat terjadinya kerusuhan tanggal 30 September 2019.
    Tidak ada kaitannya dengan pelecehan bendera,” ujar Edi.

    Ia menyebutkan, saat ini kasus LA tengah didalami. Menurut dia, status
    LA saat ini sudah bukan pelajar karena sudah lulus dari pendidikan
    menengah atas.
    Foto viral

    Sebelumnya, fotografer yang mengabadikan LA, Garry mengatakan, ia
    mengabadikan momen tersebut ketika sore hari saat polisi menembakkan gas
    air mata.

    Saat itu, para pelajar mulai melemparkan apa pun yang mereka pegang ke
    arah polisi.

    Posisi Garry saat itu berada di sekitar pintu pelintasan kereta api.
    Tepatnya sekitar 10 meter dari arah kerumunan massa.

    Massa mulai kocar-kacir ketika polisi menembak gas air mata.

    Seketika, Garry melihat LA tengah menyeka mata dengan posisi bendera
    merah putih dalam genggaman.

    Pemuda tersebut menarik perhatian Garry yang kemudian mengabadikan
    sosoknya dalam tangkapan lensa.

    Foto itulah yang kemudian viral di berbagai lini masa platform media
    sosial.

    Aksi para pelajar ini berlangsung di sekitar Kompleks Parlemen, Senayan,
    Jakarta.

    Aksi tersebut ricuh hingga tengah malam. Sejak tengah malam, hingga
    esoknya, polisi melakukan sweeping dan mengamankan sekitar 570 pelajar.

    Aksi para mahasiswa dan pelajar yang turun ke jalan ini menuntut
    dikeluarkannya Perppu untuk membatalkan UU KPK versi revisi dan RUU
    lainnya yang dinilai bermasalah.

    Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “LA, Fotonya Viral Saat Aksi Pelajar, Dikabarkan Tak Pulang ke Rumah, hingga Ditangkap Polisi”, https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/03/094137765/la-fotonya-viral-saat-aksi-pelajar-dikabarkan-tak-pulang-ke-rumah-hingga?page=all.
    Penulis : Nur Rohmi Aida
    Editor : Inggried Dwi Wedhaswary

    Foto seorang pemuda
    menggunakan celana berwarna abu-abu khas seragam siswa menengah atas
    viral di media sosial saat aksi pelajar di Jakarta, pekan lalu.

    Dalam foto karya fotografer Kompas.com, Garry Andrew Lotulung ini,
    pemuda yang diketahui berinisial LA ini tampak memegang telepon seluler
    dan bendera merah putih di kedua tangannya.

    Foto ini viral di media sosial dan aplikasi pesan percakapan. Banyak
    yang menjadikannya sebagai background di ponsel.

    Pasca-aksi, keberadaan LA sempat disebutkan tak terdeteksi dan belum
    pulang ke rumah.

    Salah satu unggahan yang mengabarkan adalah akun @kabay4n_ . Ia
    mengatakan bahwa sosok LA dalam foto viral tersebut belum ada kabar
    sejak waktu 24 jam.

    Dalam unggahan pada 1 Oktober 2019 tersebut, pengunggah meminta kepada
    para pengguna Twitter yang mengetahui kabar LA agar menghubungi nomor
    yang ia cantumkan dalam unggahannya.

    Beredar pula informasi bahwa LA diamankan pihak kepolisian dengan dugaan
    pelecehan bendera.

    Tanda pagar atau tagar #SaveLA juga sempat muncul di media sosial
    Twitter.

    Pada Rabu (2/10/2019), keberadaan LA mulai diketahui. Pihak kepolisian
    menyatakan bahwa LA memang ditangkap.

    Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Edi S Sitepu, seperti
    diberitakan Kompas.com, Rabu (2/10/2019), mengatakan, LA ditangkap bukan
    karena pelecehan bendera.

    “Diamankan pada saat terjadinya kerusuhan tanggal 30 September 2019.
    Tidak ada kaitannya dengan pelecehan bendera,” ujar Edi.

    Ia menyebutkan, saat ini kasus LA tengah didalami. Menurut dia, status
    LA saat ini sudah bukan pelajar karena sudah lulus dari pendidikan
    menengah atas.
    Foto viral

    Sebelumnya, fotografer yang mengabadikan LA, Garry mengatakan, ia
    mengabadikan momen tersebut ketika sore hari saat polisi menembakkan gas
    air mata.

    Saat itu, para pelajar mulai melemparkan apa pun yang mereka pegang ke
    arah polisi.

    Posisi Garry saat itu berada di sekitar pintu pelintasan kereta api.
    Tepatnya sekitar 10 meter dari arah kerumunan massa.

    Massa mulai kocar-kacir ketika polisi menembak gas air mata.

    Seketika, Garry melihat LA tengah menyeka mata dengan posisi bendera
    merah putih dalam genggaman.

    Pemuda tersebut menarik perhatian Garry yang kemudian mengabadikan
    sosoknya dalam tangkapan lensa.

    Foto itulah yang kemudian viral di berbagai lini masa platform media
    sosial.

    Aksi para pelajar ini berlangsung di sekitar Kompleks Parlemen, Senayan,
    Jakarta.

    Aksi tersebut ricuh hingga tengah malam. Sejak tengah malam, hingga
    esoknya, polisi melakukan sweeping dan mengamankan sekitar 570 pelajar.

    Aksi para mahasiswa dan pelajar yang turun ke jalan ini menuntut
    dikeluarkannya Perppu untuk membatalkan UU KPK versi revisi dan RUU
    lainnya yang dinilai bermasalah.

    Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “LA, Fotonya Viral Saat Aksi Pelajar, Dikabarkan Tak Pulang ke Rumah, hingga Ditangkap Polisi”, https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/03/094137765/la-fotonya-viral-saat-aksi-pelajar-dikabarkan-tak-pulang-ke-rumah-hingga?page=all.
    Penulis : Nur Rohmi Aida
    Editor : Inggried Dwi Wedhaswary

    Foto seorang pemuda
    menggunakan celana berwarna abu-abu khas seragam siswa menengah atas
    viral di media sosial saat aksi pelajar di Jakarta, pekan lalu.

    Dalam foto karya fotografer Kompas.com, Garry Andrew Lotulung ini,
    pemuda yang diketahui berinisial LA ini tampak memegang telepon seluler
    dan bendera merah putih di kedua tangannya.

    Foto ini viral di media sosial dan aplikasi pesan percakapan. Banyak
    yang menjadikannya sebagai background di ponsel.

    Pasca-aksi, keberadaan LA sempat disebutkan tak terdeteksi dan belum
    pulang ke rumah.

    Salah satu unggahan yang mengabarkan adalah akun @kabay4n_ . Ia
    mengatakan bahwa sosok LA dalam foto viral tersebut belum ada kabar
    sejak waktu 24 jam.

    Dalam unggahan pada 1 Oktober 2019 tersebut, pengunggah meminta kepada
    para pengguna Twitter yang mengetahui kabar LA agar menghubungi nomor
    yang ia cantumkan dalam unggahannya.

    Beredar pula informasi bahwa LA diamankan pihak kepolisian dengan dugaan
    pelecehan bendera.

    Tanda pagar atau tagar #SaveLA juga sempat muncul di media sosial
    Twitter.

    Pada Rabu (2/10/2019), keberadaan LA mulai diketahui. Pihak kepolisian
    menyatakan bahwa LA memang ditangkap.

    Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Edi S Sitepu, seperti
    diberitakan Kompas.com, Rabu (2/10/2019), mengatakan, LA ditangkap bukan
    karena pelecehan bendera.

    “Diamankan pada saat terjadinya kerusuhan tanggal 30 September 2019.
    Tidak ada kaitannya dengan pelecehan bendera,” ujar Edi.

    Ia menyebutkan, saat ini kasus LA tengah didalami. Menurut dia, status
    LA saat ini sudah bukan pelajar karena sudah lulus dari pendidikan
    menengah atas.
    Foto viral

    Sebelumnya, fotografer yang mengabadikan LA, Garry mengatakan, ia
    mengabadikan momen tersebut ketika sore hari saat polisi menembakkan gas
    air mata.

    Saat itu, para pelajar mulai melemparkan apa pun yang mereka pegang ke
    arah polisi.

    Posisi Garry saat itu berada di sekitar pintu pelintasan kereta api.
    Tepatnya sekitar 10 meter dari arah kerumunan massa.

    Massa mulai kocar-kacir ketika polisi menembak gas air mata.

    Seketika, Garry melihat LA tengah menyeka mata dengan posisi bendera
    merah putih dalam genggaman.

    Pemuda tersebut menarik perhatian Garry yang kemudian mengabadikan
    sosoknya dalam tangkapan lensa.

    Foto itulah yang kemudian viral di berbagai lini masa platform media
    sosial.

    Aksi para pelajar ini berlangsung di sekitar Kompleks Parlemen, Senayan,
    Jakarta.

    Aksi tersebut ricuh hingga tengah malam. Sejak tengah malam, hingga
    esoknya, polisi melakukan sweeping dan mengamankan sekitar 570 pelajar.

    Aksi para mahasiswa dan pelajar yang turun ke jalan ini menuntut
    dikeluarkannya Perppu untuk membatalkan UU KPK versi revisi dan RUU
    lainnya yang dinilai bermasalah.

    Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “LA, Fotonya Viral Saat Aksi Pelajar, Dikabarkan Tak Pulang ke Rumah, hingga Ditangkap Polisi”, https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/03/094137765/la-fotonya-viral-saat-aksi-pelajar-dikabarkan-tak-pulang-ke-rumah-hingga?page=all.
    Penulis : Nur Rohmi Aida
    Editor : Inggried Dwi Wedhaswary

  • Golkar ajukan nama Bamsoet sebagai Ketua MPR

    JAKARTA, KABAR.ID- Partai Golkar mengajukan nama Bambang Soesatyo sebagai Ketua MPR RI, namun masih akan dibahas dalam rapat internal partai.

    “Salah satu yang disebut-sebut di internal Golkar (sebagai calon
    Ketua MPR) adalah Bambang Soesatyo namun secara resmi keluar surat
    keputusan (SK) dari Fraksi MPR terkait nama tersebut,” kata Ketua DPP
    Partai Golkar Ace Hasan Syadzily di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin.

    Dia mengatakan untuk posisi Wakil Ketua DPR RI, Golkar mengajukan nama Aziz Syamsuddin.
    Ace mengatakan penunjukan kedua kader tersebut sebagai pimpinan
    parlemen karena keduanya memiliki kompetensi dan pengalaman sebagai
    anggota DPR sehingga memenuhi syarat duduk di jabatan tersebut.

    “Sejauh ini tidak ada hal yang membuat figur-figur itu terjerat masalah,” ujarnya.

    Ace mengatakan Golkar telah mengadakan rapat terbatas koordinator
    bidang dan beberapa nama muncul sebagai kandidat Ketua Fraksi Golkar DPR
    RI. yaitu Aziz Syamsuddin dan Adies Kadir.

    Selain itu, menurut dia, untuk kandidat Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI ada nama Zainuddin Amali dan Idris Laena.

    “Jadi semua sudah dibicarakan tapi internal Golkar mesti ada
    mekanisme pengambilan keputusan berdasarkan atas rapat-rapat di DPP
    Partai Golkar,” katanya.

    Namun, dia mengatakan, penentuan nama-nama yang akan mengisi pimpinan
    dan alat kelengkapan dewan baru bisa diketahui setelah pelantikan
    anggota DPR pada Selasa.

    “Rencananya besok (Selasa, 1/10) siang setelah pelantikan anggota
    DPR, DPP Partai Golkar akan mengagendakan rapat secara resmi,” ujarnya. (Ant/KB)