Beranda Kesehatan Berolaraga di Masa Pandemi, Warga dan Atlet Mesti Tetap Menerapkan Protokol Kesehatan

Berolaraga di Masa Pandemi, Warga dan Atlet Mesti Tetap Menerapkan Protokol Kesehatan

1
0
JAKARTA, KABAR.ID- 
Warga diimbau tetap menerapkan protokol kesehatan dalam beraktivitas
termasuk saat berolaraga agar bisa terhindar dari virus corona.

Imbau tersebut mengemuka dalam Webinar Forum Diskusi
Publik dengan tema “Meningkatkan Kesadaran Budaya Olahraga di Era Adaptasi Kebiasaan
Baru” yang digelar Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian
Informasi dan Komunikasi RI bekerjasama Anggota Komisi I DPR-RI, Muhammad Farhan  (10/7/2020).

Acara tersebut dipandu Muhammad Arfirman Yosep,  dihadiri 152 peserta dari berbagai kalangan
terutama atlet, pemuda, politisi, akademisi hingga jurnalis.

Acara ini menghadirkan tiga narasumber yaitu :
Anggota Komisi I DPR-RI, Muhammad Farhan SE, 
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo RI, Prof. Dr. Widodo
Muktiyo dan Dosen UPI yang juga menjabat Waketum II KONI Jabar, Dr. Yunyun
Yudiana.

Anggota DPR-RI, Muhammad Farhan mengatakan, melihat
budaya olaraga, adaptasi kebiasaan baru, merupakan terjemahan bebas dari new normal
atau kenormalan baru. 

Tetapi masalahnya dipersepsikan masyarakat, semua
kembali ke normal sebelumnya, padahal banyak hal yang perlu diadaptasi di masa
new normal ini agar bisa terhindar dari virus Corona.

“7 milyar manusia menguasai bumi, karena kemampuan
kita beradaptasi. Prinsip-prinsip kesehatan dalam adapasi kebiasaan baru
seperti rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, menggunakan masker di mana kita
berada, menjaga jarak,”ujar mantan Artis yang kini beralih jadi politisi ini.

Menurut Politisi Partai NasDem ini, kebiasan baru seperti
membawa dompet dan hanphone, dan sekarang ada satu lagi bawa masker. Itu memicu
kreatifitas luar biasa.

Kemudian mencuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer. Sejak
awal (dahulu) dengan mencuci tangan bisa menghindarkan diri kita dari penyakit
menular.

“Adaptasi kebiasan baru, memaksa kita untuk
melakukan penyesuaian. Perlu mencari cara saintif,  inovatif dan kolaboratif untuk melawan
Corona,”tandasnya.

Farhan sendiri mengaku untuk menjaga kebugaran di
masa Pandemi COVID-19, masih aktif berolaraga seperti  sepeda, lari, berenang, tapi tidak
dilaksanakan secara beramai-ramai. “Lari-lari di halaman rumah aja,”tambahnya.

Sementara Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik
Kominfo, Widodo Muktiyo  mengatakan,  salah satu poin COVID-19 adalah kebutuhan
kesehatan dan keamanan.  Stay Home untuk
menjaga kesehatan dan keamanan.

Fenomena lain yang mucul di masa Pandemi ini melahirkan
masyakarat gotong royong, sikap optomis dan positif.

Diungkapkan, berdasarkan penelitian yang dilakukan
Kementerian  Komunikasi dan Informatika,
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja  di rumah lebih efektif dibandingkan bekerja di
kantor. Kalau bekerja di rumah hanya butuh 4 jam, pekerja sudah kelar.
Sementara kalau bekerja di kantor, perlu waktu 7 jam.

Widodo mengaku, awal-awal penerapan Work From Home
(WFH) sempat mengalami kepanikan, tapi mau tidak mau harus mengikuti protokol
kesehatan yang dianjurkan WHO.

“Inilah perubahan psikologi yang harus dilakukan
agar terhindar dari virus Corona,”ujarnya.
Menurutnya, memutus  COVID-19 selama 2 minggu  tanpa melakukan pertemuan, agak sulit
dilakukan manusia itu adalah mahluk sosial.

 Dalam
kesempatan tersebut ia mengajak seluruh masyarakat saling bergotong royong, bersikap
optimis dan positif  serta mengkomsumsi  informasi yang halal bukan hoax.  

“Karena informasi yg tidak sehat bisa menggangu
pikiran kita. Melawan COVID-19  tidak
bisa hanya Pemerintah dan DPR, tapi juga masyarakat, akademisi,  dunia usaha termasuk media.  Pesan pak Presiden Jokowi, tugas kita belum
berakhir. Beradatasi bukan berarti menyerah apalagi kalah. Tapi mengubah
prilaku atau kebiasaan-kebiasan baru sesuai protoko kesehatan,”paparnya.

Widodo menegaskan, kebijakan Pemerintah dalam
penanganan COVID-19 termasuk penerapan tatanan baru yang produktif dan aman
COVID-19 dilakukan dengan hati-hati dan merujuk pada data dan fakta lapangan.

Pemerintah kembali mengiatkan aktivitas ekonomi
supaya ekonomi Indonesia bisa segera pulih dan masyarakat Indonesia tidak terus
dalam ancaman Pemutusan Hubungan Kerja PHK akibat ekonomi yang melambat.

“Ada 2 harapan yaitu tidak terpapar COVID-19 dan
tidak terpapar PHK. Karena kalau kita diam dirumah banyak PHK, yang sekarang
sudah banyak.  Jadi kombinasi antara
kesehatan dan ekonomi itu diltumbuhkan,”tandasnya.

Seraya menambahkan, prakondisi dibuka untuk sektor
ekonomi produktif, termasuk memonitor zona hijau, jangan sampai meningkatkan
lagi kasus corona atau gelombang kedua, termasuk di Bandung.” Itu tantangan
semua daerah,”tambahnya (Marwan Azis)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini