JAKARTA, KABAR.ID- Mewabahnya virus SARS-CoV-2 alias korona memberikan dampak pada
perekonomian dunia, termasuk Indonesia sebagai mitra Tiongkok.
Meskipun
perhitungan dampaknya masih serba tidak pasti, tapi pemerintah kini
tengah mengantisipasi agar efeknya tak kian memburuk, salah satunya
adalah dengan menggelar festival belanja online.
Hal ini
disampaikan oleh Staf Ahli Kemenko Perekonomian Raden Edi Prio Pambudi.
“Bukan tidak mungkin membuat festival belanja misalnya supaya bisa
menjaga pertumbuhan konsumsi dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar
Edi di Kantor Staf Presiden, Jakarta, seperti dari dikutip Katadata, Kamis (13/2).
Dalam pelaksanaannya, pemerintah siap menggandeng berbagai e-commerce yang ada di Indonesia untuk menggelar festival tersebut.
Belum ditentukan tanggal pastinya,
tapi bentuk acaranya diperkirakan serupa dengan Hari Belanja Online
Nasional (Harbolnas) yang menyediakan diskon 11.11 dan 12.12 setiap
tahunnya.
Di sana, pemerintah juga berencana untuk berkolaborasi
dengan para pekerja seni, khususnya di bidang perfilman. Para seniman
dapat menjual produk (merchandise) yang berhubungan dengan film yang akan datang. Hal tersebut diharapkan dapat memancing konsumsi masyarakat.
Nantinya,
pemerintah juga akan menyeleksi produk yang dijual. Sebisa mungkin
produk yang diikutsertakan dalam festival bukan berasal dari Tiongkok.
“Makanya kami lihat bisa enggak dorong pelaku usaha dapatkan barang dari
produsen domestik dalam jumlah besar,” kata Edi.
Rencana ini
telah sesuai dengan arahan Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo yang telah
meminta jajarannya untuk mempercepat anggaran guna memacu konsumsi
masyarakat.
Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kementan) Arif Baharudin menjelaskan, percepatan itu bertujuan untuk mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Konsumsi yang tumbuh tinggi akan mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi.
Sebab,
saat ini konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Kontribusi yang diberikan konsumsi rumah tangga
sebesar 57,32 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB).
Kendati
demikian, mulai kuartal II 2019, laju konsumsi rumah tangga mulai
menunjukan tren perlambatan. Pertumbuhannya selama 2019 pun tercatat
hanya 5,04 persen (yoy), sedikit melambat dibandingkan 2018 yang sebesar
5,05 persen (yoy).
Lima jurus lain menjaga stabilitas ekonomi
Selain festival belanja online, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan lima jurus guna menjaga stabilitas ekonomi domestik.
Pertama,
pemerintah akan mempercepat realisasi belanja kementerian dan lembaga.
“Terutama belanja bantuan sosial (seperti PKH dan kesehatan), serta
belanja non-operasional,” kata Sri Mulyani, Jumat (14/2/2020).
Kedua,
pemerintah akan menggenjot aktivitas di pusat-pusat pariwisata,
misalnya dengan mempercepat pembangunan lima destinasi pariwisata super
prioritas (Danau Toba, Borobudur, Likupang, Labuan Bajo, dan Mandalika).
Selain itu, pemerintah juga akan menyiapkan kebijakan fiskal dan non-fiskal untuk menstimulasi sektor pariwisata.
Ketiga,
mendorong dan mempercepat belanja padat karya untuk kegiatan produktif
yang menyerap banyak tenaga kerja. Misalnya, belanja infrastruktur di
pusat dan daerah.
Keempat, mengoptimalkan peran APBN sebagai instrumen yang fleksibel dalam merespon situasi ekonomi (countercyclical)
dengan tetap dalam batasan yang aman dan terkendali. Terakhir,
mempercepat penajaman program Kredit Usaha Rakyat (KUR), termasuk
perluasan sasaran.
APBN juga diharapkan berperan optimal sebagai instrumen yang fleksibel dalam merespon situasi ekonomi saat ini dengan tetap dalam batasan yang aman dan terkendali.
Kelima, mempercepat penajaman program Kredit Usaha Rakyat (KUR), termasuk perluasan sasaran. (LD/KBI)