JAKARTA, KABAR.ID- Tsunami informasi yang saat ini menghantam publik
Indonesia perlu mendapat perhatian dari para pemuda. Pemuda harus menjadi garda terdepan menahan
derasnya tsunami informasi yang menyesatkan masyarakat terutama berita hoax.
Hal tersebut disampaikan Chepy Aprianto, M.Ikom, tokoh pemuda yang saat
ini bekerja sebagai Tenaga Ahli Anggota DPR-RI di Fraksi Nasdem ketika menjadi
narasumber dalam diskusi Webinar Forum
Diskusi Publik melalui aplikasi zoom yang digelar Ditjen IKP Kemkominfo RI
bekerjasarma Komisi I DPR-RI pada tanggal 14 Agustus 2020 dengan tema”Membangun
Masyarakat Sadar Informasi, Mewujudkan Harmonisasi , Melalui Budaya Kearifan
Lokal di Era Adaptasi Kebiasaan Baru”.
ini bekerja sebagai Tenaga Ahli Anggota DPR-RI di Fraksi Nasdem ketika menjadi
narasumber dalam diskusi Webinar Forum
Diskusi Publik melalui aplikasi zoom yang digelar Ditjen IKP Kemkominfo RI
bekerjasarma Komisi I DPR-RI pada tanggal 14 Agustus 2020 dengan tema”Membangun
Masyarakat Sadar Informasi, Mewujudkan Harmonisasi , Melalui Budaya Kearifan
Lokal di Era Adaptasi Kebiasaan Baru”.
Chepy menjelaskan, yang
masuk kategori pemuda adalah setiap anggota masyarakat yang berusia 13-45 tahun
yang berada di desa sebagaimana yang
diatur dalam Pedoman Dasar Karang Taruna, Permensos No. 77/HUK/2010.
masuk kategori pemuda adalah setiap anggota masyarakat yang berusia 13-45 tahun
yang berada di desa sebagaimana yang
diatur dalam Pedoman Dasar Karang Taruna, Permensos No. 77/HUK/2010.
Sementara kalau
berdasarkan Undang-Undang No 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan disebutkan, pemuda
adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan
perkembangan yang berusia 16-30 tahun. “ Selain itu, ada
yang menyebut Pemuda tanpa menyebut batasaan usia adalah orang dengan semangat
muda,”ujarnya.
berdasarkan Undang-Undang No 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan disebutkan, pemuda
adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan
perkembangan yang berusia 16-30 tahun. “ Selain itu, ada
yang menyebut Pemuda tanpa menyebut batasaan usia adalah orang dengan semangat
muda,”ujarnya.
Chepy memaparkan,
perjalanan bangsa Indonesia tak lepas dari peran para pemuda, dimulai pada
tanggal 20 Mei tahun 1908 Pemuda memprakarsai berdirinya organisasi kepemudaan
sebagai dasar tumbuhnya semangat kemerdekaan di Nusantara.
perjalanan bangsa Indonesia tak lepas dari peran para pemuda, dimulai pada
tanggal 20 Mei tahun 1908 Pemuda memprakarsai berdirinya organisasi kepemudaan
sebagai dasar tumbuhnya semangat kemerdekaan di Nusantara.
KemudianpPada tanggal 28 Oktober
1928 tepatnya disaat Kongres Pemuda II yang diikuti segenap perkumpulan
organisasi kepemudaan menyuarakan satu ikrar yang kita kenal sampai saat ini
yaitu Sumpah Pemuda.
1928 tepatnya disaat Kongres Pemuda II yang diikuti segenap perkumpulan
organisasi kepemudaan menyuarakan satu ikrar yang kita kenal sampai saat ini
yaitu Sumpah Pemuda.
Peristiwa penculikan Soekarno dan Hatta oleh Golongan Muda dengan keinginan mendorong Soekarno Hatta untuk
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Pada Tahun 1998
tepatnya di bulan Mei gelombang aksi besar pemuda yang notabenenya mahasiswa
menumbangkan rezeim Soeharto pada saat itu
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Pada Tahun 1998
tepatnya di bulan Mei gelombang aksi besar pemuda yang notabenenya mahasiswa
menumbangkan rezeim Soeharto pada saat itu
“Salah satu peran
pemuda yang bisa ditafsirkan oleh sejarah sampai hari ini adalah bahwa pemuda
itu iron stock atau sebagai
penyedia stok/penggganti generasi-generasi sebelumnya,”tuturnya.
pemuda yang bisa ditafsirkan oleh sejarah sampai hari ini adalah bahwa pemuda
itu iron stock atau sebagai
penyedia stok/penggganti generasi-generasi sebelumnya,”tuturnya.
Tsunami
Informasi
Informasi
Saat ini kata Chepy,
pemuda dihadapkan pada gelombang
raksasa informasi yang datang menghempas masuk ke gadget,
dengan penwaran menarik untuk diikuti, diperhatikan atau sekedar dibaca.
pemuda dihadapkan pada gelombang
raksasa informasi yang datang menghempas masuk ke gadget,
dengan penwaran menarik untuk diikuti, diperhatikan atau sekedar dibaca.
Akibatnya, Warga net dijangkiti 2 penyakit yaitu pertama, fear of missing out (FOMO) yaitu takut ketinggalan informasi
dan kedua nomophobia , merasa
sangat khawatir kehilangan atau jauh dari HP-nya. “Ketinggalan hp lebih
takut dari pada kehilangan istirinya di pompa bensin. Itu akibat tsunami
informasi di era tanpa batas,”imbuhnya.
dan kedua nomophobia , merasa
sangat khawatir kehilangan atau jauh dari HP-nya. “Ketinggalan hp lebih
takut dari pada kehilangan istirinya di pompa bensin. Itu akibat tsunami
informasi di era tanpa batas,”imbuhnya.
Tsunami informasi menurut
Chepy bisa membahayakan umat manusia
seperti dalam kasus pengeboman
Hiroshima dan Nagasaki, muncul karena salah menerjemahkan kalimat “mokusatsu” arti sebenarnya “tidak akan bersikap/no comment” salah diterjemahkan menjadi “Ignore” bodo
amat, akibatnya Presiden Harry Truman marah dan mengebom Hiroshima dan nagasaki
Chepy bisa membahayakan umat manusia
seperti dalam kasus pengeboman
Hiroshima dan Nagasaki, muncul karena salah menerjemahkan kalimat “mokusatsu” arti sebenarnya “tidak akan bersikap/no comment” salah diterjemahkan menjadi “Ignore” bodo
amat, akibatnya Presiden Harry Truman marah dan mengebom Hiroshima dan nagasaki
Pada kesempatan
tersebut ia juga memaparkan beberapa fakta pemuda zaman now. Pertama, pemuda
hari ini atau yang lebih dikenal dengan generasi Millenial sangat dekat dengan
Teknologi di mana pemuda dahulu teknologinya belum terlalu menonjol sehingga
arus informasinya tidak secepat hari
ini
tersebut ia juga memaparkan beberapa fakta pemuda zaman now. Pertama, pemuda
hari ini atau yang lebih dikenal dengan generasi Millenial sangat dekat dengan
Teknologi di mana pemuda dahulu teknologinya belum terlalu menonjol sehingga
arus informasinya tidak secepat hari
ini
Kedua, pemuda/millenial
hari ini memiliki kecenderungan lebih toleran, akibat dari arus globalisasi.
Jadi, terlihat mampu menerima perbedaan. Ketiga, mudah bosenan atau
mudah berpindah ke lain hati. Pemuda zaman now atau generasi millenial
cenderung mudah untuk berpindah-pindah karena karakter millenial yang menyerap
informasi secara global juga sehingga mereka dituntuk untuk cepat belajar
terhadap sebuah kondisi.
hari ini memiliki kecenderungan lebih toleran, akibat dari arus globalisasi.
Jadi, terlihat mampu menerima perbedaan. Ketiga, mudah bosenan atau
mudah berpindah ke lain hati. Pemuda zaman now atau generasi millenial
cenderung mudah untuk berpindah-pindah karena karakter millenial yang menyerap
informasi secara global juga sehingga mereka dituntuk untuk cepat belajar
terhadap sebuah kondisi.
Menurut Chepy, ada beberapa hal yang bisa dilakukan pemuda saat
ini dalam menghadapi gempuran tsunami informasi global.
ini dalam menghadapi gempuran tsunami informasi global.
- Melakukan Counter Attack terhadap
penyebaran Informasi yang Menyesatkan - Terbuka terhadap hal-hal yang baru
(Open Minded) - Generasi masa kini harus mampu
beradaptasi dengan cepat, belajar dan menjadi lebih baik dengan cepat
serta melakukan navigasi yang lincah dan tepat untuk dapat memecahkan
setiap masalah - Pemanfaatan media bagi pemuda untuk melakukan kampanye positif yang dapat dijangkau oleh banyak
kalangan - Pemuda harus jadi
Innovator dan Promotor bangsa, baik dalam skala makro maupun mikro.
“Selain itu, pemuda
juga harus bisa medekteksi kebenaran arus informasi dengan cara budayakan berinternet yang beretika,
meningkatkan kualitas diri
dan terakhir menjadi agen filterasi Informasi terhadap masyarakat di
sekitarnya,”tandasnya (Wan)
juga harus bisa medekteksi kebenaran arus informasi dengan cara budayakan berinternet yang beretika,
meningkatkan kualitas diri
dan terakhir menjadi agen filterasi Informasi terhadap masyarakat di
sekitarnya,”tandasnya (Wan)
Tinggalkan Balasan