JAKARTA, KABAR.ID- Dalam rangka memupuk semangat
generasi muda agar terus
berpartisipasi aktif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, KLHK
beri penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional, kepada 423 sekolah yang peduli dan
berbudaya lingkungan, baik di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional.
Penghargaan
ini disampaikan oleh Menteri LHK, dalam hal ini diwakili oleh Kepala Badan
Penyuluhan dan Pengembangan SDM (BP2SDM) KLHK, Helmi Bassalamah, didampingi
oleh Staf Ahli Menteri Bidang Inovasi dan Daya Saing Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud), Ananto Kusuma Seta, dalam rangkaian acara Gebyar
Generasi Muda Indonesia Bela Lingkungan (GEMILANG), di Jakarta (21/12/2017).
“Program
Adiwiyata bukanlah lomba namun
merupakan pengakuan terhadap sekolah, madrasah dan pesantren dalam mewujudkan
Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan”, tutur Helmi, saat membacakan sambutan
Menteri LHK.
Disampaikan
Helmi, meskipun sejak tahun 2006 hingga saat ini jumlah sekolah Adiwiyata baru
mencapai 4% dari seluruh Indonesia, yaitu sekitar 8.331 sekolah, namun
sekolah-sekolah tersebut diharapkan menjadi penggerak dan contoh bagi sekitarnya,
dalam membangun sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
Terakhir
Menteri LHK berpesan dalam sambutannya, agar generasi muda dapat berperan aktif
dalam upaya perlindungan dan pelestarian lingkungan
hidup, melalui penerapan
perilaku ramah lingkungan, khususnya dalam pengelolaan sampah, penanaman
pohon/tanaman, mengidentifikasi masalah lingkungan di sekitarnya, serta
mencarikan solusinya.
Hal
ini juga didukung oleh SAM Kemendikbud Ananto, yang menuturkan bahwa Adiwiyata sebagai pengakuan
awal (rekognisi) bagi sekolah, sehingga yang terpenting adalah, sekolah perlu
mempertahankan suatu tradisi/budaya pembelajaran berbasis lingkungan (environmental
based learning).
“Pembelajaran
berbasis lingkungan, harus menumbuhkan karakter, kompetensi,
dan problem solving.
Lingkungan harus kita jadikan sebagai bahan pembelajaran. Jika boleh usul
kurikulum, perlu ditingkatkan sekolah outdoor,
sehingga sekolah bukan membatasi, tetapi
membawa dunia ke kelas dan membawa kelas ke dunia”, Ananto menegaskan.
Mewakili
Kemendikbud, Ananto sangat mengapresiasi program Adiwiyata yang digagas oleh
KLHK, dan ia berharap, seiring program ini, tahun 2018 dapat dijadikan Tahun
Cinta dan Bela Lingkungan.
“Semoga
dari sekolah-sekolah Adiwiyata, terlahir
generasi-generasi yang cinta dan bela lingkungan”, pungkas Ananto.
Sekolah
Adiwiyata bercirikan sekolah yang bersih, teduh, efisien dalam penggunaan
kertas, air dan listrik. Secara keseluruhan, terdapat 614 orang penerima
Apresiasi, yang terdiri dari 27 Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Propinsi, 164 Kepala DLH Kabupaten/Kota dan 423 Kepala Sekolah
Adiwiyata Nasional 2017. Selain sekolah, penghargaan ini juga diberikan kepada
anggota Saka Wanabakti dan Saka Kalpataru.
Dalam
kesempatan ini, juga dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS)
antara lima Kementerian tentang Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup
pada satuan pendidikan. Lima Kementerian itu adalah KLHK, Kemendikbud, Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian
Dalam Negeri (Kemendagri), dan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan
Tinggi (Kemenrisdikti).
Dengan mengusung tema “Peran Generasi Muda dalam
Membangun Kehidupan Berwawasan Lingkungan’ ini, acara ini turut dihadiri oleh Ir. Sarwono
Kusumaatmadja, Dr. Imam B. Prasodjo, Prof. Arif Rahman, Ketua Harian UNESCO Indonesia,
perwakilan dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian Energi dan Sumberdaya
Mineral, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup dari 27 propinsi dan 164
kota/kabupaten, serta Komunitas peduli lingkungan.
Berbagai
kegiatan lain turut memeriahkan GEBYAR GEMILANG ini, seperti Pojok Seni, Pojok
Kreasi dan Inovasi Sekolah, Pojok Edukasi dan Aksi Lingkungan, serta Pojok
Pameran, yang ditampilkan oleh berbagai sekolah dan komunitas lingkungan di seluruh Indonesia.(KI)