Penulis: marwanazis@gmail.com

  • Kabar Terbaru dari Pasar Uang : Rupiah Kembali Menguat

    JAKARTA, KABAR.ID- Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta
    pada Rabu pagi ini menguat sebesar 64 poin menjadi Rp14.740 dibandingkan
    posisi sebelumnya Rp14.804 per dolar AS.

    Pengamat pasar uang
    Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova di Jakarta, Rabu mengatakan
    nilai tukar rupiah kembali mengalami apresiasi didukung keyakinan pasar
    terhadap data cadangan devisa Indonesia.

    “Pasar menanti data
    posisi cadangan devisa Indonesia hari ini, diproyeksikan masih cukup
    tinggi dan memadai menjaga stabilitas makroekonomi nasional,” katanya.

    Tercatat,
    posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2018 masih cukup
    tinggi sebesar 114,8 miliar dolar AS, meski lebih rendah dibandingkan
    dengan 117,9 miliar dolar AS pada akhir Agustus 2018.

    Rully menambahkan
    penguatan rupiah juga didukung oleh lelang surat utang pemerintah serta
    kembali m asuknya investor asing ke pasar saham domestik.

    Selain
    itu, lanjut dia, data Indeks Penjualan Riil (IPR) September 2018 yang
    tumbuh 4,8 persen (yoy) mengindikasikan kinerja penjualan eceran tetap
    optimis.

    Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih
    menambahkan tren penjualan ritel sudah menunjukkan kenaikan yang lebih
    konsisten dan telah melewati titik terendahnya pada tahun 2017.

    “Penjualan ritel yang dalam tren naik ini menjadi indikasi membaiknya konsumsi rumah tangga,” katanya.(Ant/KID)

  • China Keluarkan Larangan Jalan-jalan bersama Anjing, Ini Pemicunya

    BEIJING, KABAR.ID- Pemerintah Kota Wenshan, China, mengeluarkan larangan jalan-jalan
    bersama anjing piaraan di pusat kota mulai pukul 07.00 hingga 22.00
    waktu setempat setelah kasus seorang perempuan hamil melahirkan bayinya
    secara prematur karena takut anjing.

    Larangan tersebut juga untuk
    meredakan pertengkaran antara pemilik anjing dengan orang lain yang
    belakangan makin marak, demikian dilaporkan media setempat, Rabu.

    Pemerintah
    kota di wilayah Yunnan, provinsi yang berbatasan dengan Vietnam itu,
    juga mewajibkan pemilik anjing melengkapi tali pengikat yang panjangnya
    tidak kurang dari 1 meter dan harus dibawa oleh orang dewasa.

    Peraturan juga menyebutkan bahwa anjing piaraan tidak boleh mengganggu ketertiban lingkungan sekitar.

    Anjing piaraan juga tidak boleh digunakan untuk menakut-nakuti atau menyerang orang lain.

    “Jika
    ada anjing yang sampai melukai orang lain, maka siapa pun boleh
    menangkapnya di lokasi dan membuangnya sesuai dengan peraturan yang
    berlaku,” demikian bunyi peringatan dari Peraturan Daerah Kota Wenshan
    sebagaimana dikutip Global Times.

    Seorang pejabat Pemkot Wenshan bermarga Tang mengatakan bahwa peringatan tersebut berlaku efektif begitu perda diterbitkan.

    Regulasi tersebut dilatari oleh maraknya pertengkaran antara pemilik anjing piaraan dengan orang lain.

    Masyarakat
    China dikejutkan peristiwa yang terjadi di Kota Hangzhou, Provinsi
    Zhejiang, pada September lalu manakala seorang perempuan hamil ketakutan
    saat bertemu anjing jenis buldog yang tidak dalam keadaan terikat tali
    kekang.

    Perempuan tersebut merasa terancam sampai-sampai harus menjalani persalinan prematur.(

  • Presiden Mendatang Wajib Lepaskan Indonesia dari Tekanan Impor Pangan

    Buah-buahan impor yang membanjiri Indonesia. Foto : ist.

    JAKARTA, KABAR1.COM – Ketergantungan Indonesia pada produk pangan impor sudah sampai pada tahap yang mengkahwatirkan. Presiden Indonesia periode mendatang (2014-2019) diminta harus mampu memberikan perubahan pada tata kelola pangan di Indonesia.


    Seruan tersebut disampaikan Direktur Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI), Arnold Sitompul.  Menurutnya, selama ini, esensi dari kedaulautan pangan masih belum tersentuh oleh pemerintah, sehingga diperlukan perubahan dari hal yang paling dasar.


    Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan bahwa Indonesia masih aktif melakukan impor berbagai komoditas pangan. Pada kurun waktu Januari hingga Oktober 2013 saja, impor bahan pangan masih tinggi, yaitu sebanyak  15,4 juta ton. Diantara komiditi pangan yang diimpor tersebut adalah beras dengan jumlah mencapai 400 ribu ton, lalu komiditi kedelai mencapai 1,4 juta ton, bahkan singkong pun ikut diimpor dengan jumlah mencapai 100,7 ton.


    Kementerian Pertanian memprediksi, di tahun 2014, impor bahan pangan khususnya komoditi kedelai, gula pasir, dan daging sapi masih akan terus diimpor. Ditambah lagi, sensus pertanian BPS mencatat adanya penurunan rumah tangga petani 31,17 juta rumah tangga pada 2003 menjadi 26,13 juta rumah tangga pada 2013.


    Arnold menjelaskan, ketergantungan Indonesia dengan produk impor disebabkan karena alih fungsi lahan di wilayah Jawa. Sentra pangan di wilayah Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur telah berubah fungsi menjadi daerah pemukiman dan mengakibatkan produksi pertanian menurun drastis. Selain itu, orientasi pertanian Indonesia yang masih berbasis lahan sangat rentan terhadap kerusakan lingkungan yang pada akhirnya mengganggu keberlanjutan pertanian itu sendiri.


    “Sebagai contoh konversi lahan hutan menjadi pertanian yang tidak terkendali mengakibatkan terjadinya banjir massif didaerah hilir, tanah longsor, dan kekeringan yang tidak di terkendali pada musim kemarau,” ujarnya (29/4).


    Problematika lain yang muncul dari tata kelola pangan di Indonesia adalah penganekaragaman pangan yang tidak sinergi dengan rencana pembangunan. Sehingga beberapa wilayah di Indonesia bagian timur sangat tergantung pada padi. Padahal daerah-daerah ini tidak pernah mengkonsumsi padi sejak awal. “Oleh karenannya penganekaragaman pangan melalui pengembangan pangan lokal untuk ketahanan pangan harus menjadi prioritas pemerintah,” tegas Arnold.


    Sebagai masukan untuk Presiden Indonesia yang baru nanti, Arnold menyarankan adanya pengembangan produk turunan pangan untuk peningkatan added value sehingga dapat secara langsung memberikan dampak positif pada ekonomi daerah dan nasional.


    “Sebagai contoh, produk turunan dari sagu dalam bentuk tepung  sagu atau bentuk produk turunan lainnya harus dikembangkan di wilayah Papua sehingga masyarakat Papua bisa dapat lebih memperoleh produk turunan sagu lebih mudah dan biaya rendah. Hal ini akan meningkatkan kemampuan masyarakat Papua untuk berdaulat akan Pangan,” tuturnya.


    Kemudian dari sisi pengembangan pangan berbasis kelautan, pemerintah harusnya mau mengeksplorasi kemungkinan tersebut dan menjadikannya prioritas. Produk pangan berbasis laut seperti, budidaya, rumput laut, perikanan keramba dan perikanan tangkap laut lepas perlu mendapat subsidi pemerintah secara langsung. Sehingga kemampuan masyarat untuk mengembangan industri pangan laut semakin meningkat.


    Arnold juga menekankan bahwa para petani harus mendapat subsidi pemerintah secara langsung apabila ingin mengembangkan kegiatan pertanian, sehingga resiko kerugian akibat bencana alam, ataupun hama, tidak ditanggung sendiri oleh petani. “Hal ini akan mendorong petani untuk lebih tertarik bekerja di kegiatan pertanian, karena merasa terproteksi oleh pemerintah. Subsidi kepada petani dapat berupa, subsidi langsung pupuk, pinjaman bank untuk pengolahan lahan, dan lain-lain,”jelasnya. (Marwan)